Seni Budaya Khas Dayak Ini Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Seni Budaya Khas Dayak Ini Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Prima Fauzi - detikTravel
Minggu, 28 Okt 2018 15:03 WIB
Foto: Dok. Kemenpar
Jakarta - Bebelan atau Bebalong ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui surat keputusan nomor 65725/MPK.E/KB/2018, tanggal 10 Oktober 2018. Bebalong adalah kesenian budaya berupa syair dan tarian yang mengandung banyak pesan.

Penetapan budaya khas suku dayak di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara ini saat digelar Festival Budaya Irau Malianu (FBIM) 2018.

"FBIM-9 ini luar biasa. Ada banyak inpirasi yang mereka berikan. Mereka sangat kaya dengan budaya. Sudah sepantasnya kekayaan mereka ini diakui dan dilindungi. Sebab, inilah komoditi pariwisata yang menjanjikan. Ada banyak manfaat. Bukan hanya pelestarian budaya, tapi ada value berupa ekonomi," tutur Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Minggu (28/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu menurut Ketua Umum Lembaga Adat Tidung Edi Marwan, mengatakan dayak tidung memiliki potensi budaya yang bisa dipromosikan. Dengan ditetapkannya Bebalong sebaga warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud, Bebalong menjadi aset pariwisata Kabupaten Malinau.

"Dayak Tidung memiliki banyak potensi budaya. Kekuatannya menjadi aset luar biasa yang tak ternilai. Kami berharap ini bisa menjadi legacy, apalagi penghargaan ini diberikan melalui FBIM-9 ini. Kekayaan ini juga menjadi aset besar bagi pariwisata Malinau," ungkapnya.


Dia menjelaskan, beberapa bait syair Bebalong yang cukup terkenal di antaranya 'Sapu Tangan Jingga-Jingga', 'Mapit Kobulu Injakin (Mampir Dahulu Sebentar), 'Buoey Nyo Kati Intamu' (Sudah Lama Tidak Berjumpa), hingga 'Batapap Mayah Bedindang' (Bertepuk Sambil Bernyanyi).

Sementara untuk gerakan tarian Bebalong, inspirasinya diambil dari Burung Serindit. Pesan yang ingin disampaikan yakni optimisme untuk mengembalikan sesuatu yang hilang. Secara prinsip, tarian ini terus mengalami perkembangan gerakannya.

Syair dan tari Bebalong ini diiringi serangkaian alat musik. Ada kelantung, kuluding, terabangan, ketipung, gambus, dan kulintangan.

"Ada banyak pesan moral yang ingin disampaikan. Tujuannya, agar etnis Dayak Tidung ini selalu mengenali jati dirinya. Selalu ingat akan adat dan budayanya. Untuk gerak tarinya, melenggok sambil menepukan tangan dengan ritme tertentu," terang Edi.

Selain Bebalong, Lembaga Adat Tidung juga sedang memperjuangkan kearifan lokal lain agar dapat pengakuan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Di antaranya adalah Alai Intulud, yaitu prosesi sosial yang membantu sesama. Alai Intulud diterapkan dalam prosesi pernikahan adat dan meringankan beban musibah.


Dayak Tidung juga mengajukan budaya Timug Pensalui. Secara harfiah artinya air pendingin atau penawar. Timug Pensulai dilakukan dengan memercikan air ke telapak tangan dan lengan dengan menggunakan daun pandan. Air ini sebelumnya diberi doa. Budaya lainnya adalah Topong Amas atau berukur dengan emas. Aktivitas Topong Amas ini biasanya dikaitnya dengan cita-cita dan harapan yang terkabul.

Warisan Budaya Tak Benda Indonesia lain yang diajukan berupa Ntukola atau 'penolakan' secara halus atas sajian kuliner yang diberikan. Caranya, menyentuh bibir dengan telunjuk kemudian leher.

"Kami terus memperjuangkan beberapa budaya agar dapat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Hal ini penting karena menjadi bentuk identitas kami. Apalagi, kami memiliki kekayaan budaya yang sangat besar," kata Edi.

Sementara itu dalam ajang FBIM 2018, 2 rekor MURI terpecahkan. Di antaranya adalah rekor Kelantung dengan ukuran antara 0,4 meter hingga 1 meter. Bahan baku terbuat dari kayu betangar, bayur, kalimpepa, hingga bita.

Rekor MURI lainnya adalah Bepupur atau lebih familiar dengan sebutan Bekasai. Aktivitas ini dilakukan oleh 200 orang. Mereka membubuhi wajah dan badan dengan bedak cair dingin. Bepupur terbuat dari ramuan beras, kencur, kunyit, dan daun pandang. Fungsi Bepupur ini adalah menahan temperatur cuara panas Borneo. Makna lain yang terselip adalah sebagai bentuk pensucian diri melalui tradisi budaya. (idr/fay)

Hide Ads