Belajar Ramah Lingkungan dari Labuan Bajo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar Ramah Lingkungan dari Labuan Bajo

Shinta Angriyana - detikTravel
Rabu, 05 Des 2018 12:35 WIB
Foto: Sedotan di Labuan Bajo (Shinta/detikTravel)
Manggarai Barat - Traveler yang beberapa waktu lalu ke Labuan Bajo dan makan di restoran, coba deh lihat kemasan yang disajikan. Ada kah yang berbeda?

Jika traveler perhatikan, kemasan penyajian makanan di Labuan Bajo memiliki sedikit perbedaan dari tempat lain. Beberapa minuman yang disajikan, tidak menggunakan sedotan plastik. Begitupun beberapa piring dan tempat penyajian lain.

Misalnya di salah satu restoran bernama Escape Bajo. Restoran ini menggunakan sedotan yang terbuat dari baja dan bambu untuk mengganti yang berbahan baku plastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lama ini detikTravel juga berkunjung ke restoran lain di Pulau Komodo. Mereka juga mengganti sedotan plastik dengan sedotan berbahan kertas daur ulang, yang lebih ramah lingkungan. Tindakan ini pun rata-rata dilakukan restoran mulai dari yang kecil hingga ternama.

Foto: Sedotan baja yang digunakan untuk menyajikan kopi (Shinta/detikTravel)

Salah seorang pelayan bernama Desi dari sebuah restoran mengatakan, bahwa hal ini dilakukan atas perintah manajemen dan pemerintah, yang berusaha mengurangi sampah dan limbah.

"Seperti sedotan kita pakai stainless sama bambu, seperti kentang juga dari basket (dari rotan). Ini dari manajer, pemerintah mungkin juga imbau supaya diganti tidak pakai plastik," ujarnya.

Foto: Sedotan bambu (Shinta/detikTravel)


Hal ini pun dibenarkan oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Ia mengatakan bahwa pemerintah mengimbau pada pemilik usaha untuk mengganti produk berbahan plastik dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

"Betul (diimbau). Kita dorong sekali untuk mereka tidak gunakan sedotan plastik. Pakai bambu, baja, yang lebih ramah lingkungan," ujar Viktor.

Namun, memang belum semua restoran menggunakan kebijakan ini. Beberapa kemasan plastik dan styrofoam memang masih ditemukan. Namun, sangat minim digunakan di Labuan Bajo.

Wah, bisa dicontoh daerah lain nih agar bisa meminimalisir limbah dari sampah plastik! (sna/krn)

Hide Ads