3 Hal yang Perlu Dilakukan Pasca Tsunami di Tanjung Lesung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

3 Hal yang Perlu Dilakukan Pasca Tsunami di Tanjung Lesung

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 24 Des 2018 19:25 WIB
3 Hal yang Perlu Dilakukan Pasca Tsunami di Tanjung Lesung
Penginapan yang hancur di Banten akibat tsunami Selat Sunda (dok TCC Kemenpar)
Jakarta - Bencana memang tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Tapi 3 mitigasi bencana di Tanjung Lesung ini bisa dilakukan agar upaya evakuasi bisa cepat dilakukan.

Bencana tsunami Selat Sunda memberi dampak kerusakan bagi daerah pariwisata seperti kawasan Tanjung Lesung Resort. Mitigasi bencana perlu dilakukan agar penanganan para korban bisa maksimal. Upaya pencegahan pun perlu agar jika ada kejadian bencana yang sama bisa diantisipasi dengan baik.

"Yang pertama adalah pembuatan tanggul, tanggul atau tembok ini berfungsi sebagai pemecah ombak. Kemudian pembangunan shelter-shelter. Tidak semuanya di Tanjung Lesung tanahnya datar. Di bukit-bukit dibangun shelter sebagai tempat evakuasi. Orang bisa lari dulu ke atas, lalu masuk shelter," jelas S.D Darmono, Founder PT Jababeka selaku pengembang kawasan Tanjung Lesung di President Lounge, Menara Batavia, Jakarta, Senin (24/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: Bencana Tsunami Rusak 30% Cottage di Tanjung Lesung Resort

Selain itu, penginapan yang terbuat dari kontainer bisa juga dikembangkan lagi karena ternyata bentuk seperti ini bisa tahan terhadap tsunami. Buktinya ada keluarga wisatawan yang selamat dari tsunami ketika bertahan di dalam penginapan kontainer mereka.

"Hal-hal seperti ini bisa kita kurangi dampaknya. Kita bisa tinggal di kamar-kamar yang terbuat dari kontainer. Kontainer itu seperti kapal, jadi tahan tsunami," imbuh Darmono.

Terakhir, jalur-jalur evakuasi harus sudah disiapkan sehingga orang tahu kemana harus menyelamatkan diri agar terhindar dari bencana. Soal SDM, staf di hotel juga harus ditraining dan dibekali pengetahuan soal evakuasi bencana sehingga mereka bisa membantu menyelamatkan para tamu dan juga menyelamatkan diri mereka sendiri.

Sebagai negara yang berdiri di jalur Ring of Fire, bencana sudah menjadi resiko yang wajib kita hadapi. Seharusnya kita jadi bangsa lebih bersahabat dengan bencana, dengan cara lebih maju dalam hal teknologi, seperti contohnya Jepang atau pun Belanda.

"Kita harus terus belajar dari negara seperti Jepang. Mereka bisa bersahabat dengan alam. Masyarakatnya bisa tetap tenang dan membantu saat ada bencana," tutup Darmono. (wsw/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads