Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman kepada detikTravel dalam kunjungannya ke kantor detikcom di Gedung Transmedia, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019). Menurutnya, hukum syariat Islam sama sekali tidak menganggu kenyamanan traveler saat liburan.
"Kalau perempuan yang beragama Islam kan memang harus memakai jilbab, bukan cuma di Aceh saja dong," kata Aminullah membuka pembicaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya untuk menjaga kebersamaan dan ciri khas Aceh. Banyak juga di daerah lain dan agama tertentu, punya aturan-aturan tersendiri dan bisa kok dipatuhi pengunjung," ujar Aminullah.
![]() |
Aminullah menjelaskan, masyarakat Banda Aceh sendiri bukan hanya pemeluk agama Islam saja. Ada pemeluk agama-agama lain yang mana semuanya hidup damai dan rukun.
"Kehidupan di Banda Aceh itu saling menghormati. Aceh itu kan singkatan Asia, China, Eropa dan Hinda, jadinya semua hidup dengan rukun. Saat bulan puasa, bagi yang bukan Muslim tidak membuka tempat makan di siang hari. Orang Muslim pun tidak pernah menganggu ibadah agama lain misal di kuil atau vihara," papar Aminullah.
BACA JUGA: Transformasi Desa di Aceh, Dari Kumuh Jadi Instagramable
Malah menurutnya, traveler yang melihat dari dekat tentang bagaimana hukum syariat Islam yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Banda Aceh, akan menjadi pengalaman yang menarik.
"Jangan takut dengan hukum syariat Islam, tidak ada masalah. Kecuali niatnya datang mau mabuk dan berjudi, ya itu yang salah," tutupnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol