Rabu, 27 Feb 2019 11:42 WIB
TRAVEL NEWS
Sudah Punya Wisata Halal, Wacana Wisata Medis di NTB Dapat Penolakan
Harianto Nukman
detikTravel

FOKUS BERITA
Polemik Wisata Halal di Bali
Mataram - Ketika Bali berwacana soal wisata halal, NTB malah berwacana wisata medis. Namun, identitas wisata halal yang melekat, disebut lebih cocok di sana.
Keterbatasan sumberdaya dan belum siapnya infrastruktur menjadi sebagian dari kendala Pemprov NTB yang ingin menerapkan medical tourism di daerah yang terlebih dahulu menyandang label halal tourism.
Salah satu program yang dicanangkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah ingin membuat medical tourism di pulau Lombok, dinilai belum tepat. Program medical tourism itu dikritisi dan mencuat saat PDI-P melontarkan pandangan umum fraksi pada rapat paripurna DPRD NTB atas 4 rancangan Perda prakarsa Pemprov NTB.
Bermula saat dr Syamsul Hidayat yang pada mutasi jabatan sebelumnya telah dilantik menjadi sekretaris di Dinas Pariwisata NTB. Ketua Fraksi PDI-P DPRD NTB, Ruslan Turmuzi mengatakan kebijakan Pemprov dengan adanya medical tourism yang ingin diterapkan di Lombok itu mencoba mencontoh seperti yang sudah ada di negara Singapura dan Malaysia.
"Apa kira-kira yang akan dipromosikan oleh pemerintah provinsi ini terkait dengan medical tourism itu. Semestinya kita fokus saja pada apa yang menjadi tujuan berwisata ke Lombok ini, wisata pantai, alam, budaya," ujar Ruslan kepada detikTravel, Selasa (26/2/2019).
Anggota Komisi IV DPRD NTB ini juga menilai keterbatasan infrastruktur yang dimiliki dengan kurangnya sumberdaya dokter spesialis dan rumah sakit bertaraf internasional jadi kendala utama.
"Kebijakan seperti itu kan hanya untuk menghibur saja, karena sebagai alat pembenar kenapa dijadikan Sekretaris Dinas Pariwisata dokter, karena ingin seperti medical tourism itu," ungkapnya.
Namun belakangan terungkap dalam rentang waktu yang tidak lama setelah dilantik, Sekdis Pariwisata NTB yang berlatar belakang dokter itu dipindah tugaskan sebagai direktur di RSUD Kabupaten Lombok Utara.
Menurut dia, Pemprov NTB semestinya lebih fokus pada Lombok yang terlebih dahulu dikenal punya predikat dan prestasi sebagai wisata halal yang telah mendunia. Bukan pada program pengembangan pariwisata kesehatan.
"Ketika berbicara medical tourism, maka tiga hal yang ditakuti di Lombok ini. Pertama hepatitis, kemudian yang kedua itu demam berdarah, yang ketiga rabies. Apa mungkin orang-orang luar itu akan berobat ke sini, sementara di daerah kita juga terjangkit banyak penyakit?" tanyanya. (fay/fay)
Keterbatasan sumberdaya dan belum siapnya infrastruktur menjadi sebagian dari kendala Pemprov NTB yang ingin menerapkan medical tourism di daerah yang terlebih dahulu menyandang label halal tourism.
Salah satu program yang dicanangkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah ingin membuat medical tourism di pulau Lombok, dinilai belum tepat. Program medical tourism itu dikritisi dan mencuat saat PDI-P melontarkan pandangan umum fraksi pada rapat paripurna DPRD NTB atas 4 rancangan Perda prakarsa Pemprov NTB.
"Apa kira-kira yang akan dipromosikan oleh pemerintah provinsi ini terkait dengan medical tourism itu. Semestinya kita fokus saja pada apa yang menjadi tujuan berwisata ke Lombok ini, wisata pantai, alam, budaya," ujar Ruslan kepada detikTravel, Selasa (26/2/2019).
Anggota Komisi IV DPRD NTB ini juga menilai keterbatasan infrastruktur yang dimiliki dengan kurangnya sumberdaya dokter spesialis dan rumah sakit bertaraf internasional jadi kendala utama.
"Kebijakan seperti itu kan hanya untuk menghibur saja, karena sebagai alat pembenar kenapa dijadikan Sekretaris Dinas Pariwisata dokter, karena ingin seperti medical tourism itu," ungkapnya.
Namun belakangan terungkap dalam rentang waktu yang tidak lama setelah dilantik, Sekdis Pariwisata NTB yang berlatar belakang dokter itu dipindah tugaskan sebagai direktur di RSUD Kabupaten Lombok Utara.
Menurut dia, Pemprov NTB semestinya lebih fokus pada Lombok yang terlebih dahulu dikenal punya predikat dan prestasi sebagai wisata halal yang telah mendunia. Bukan pada program pengembangan pariwisata kesehatan.
"Ketika berbicara medical tourism, maka tiga hal yang ditakuti di Lombok ini. Pertama hepatitis, kemudian yang kedua itu demam berdarah, yang ketiga rabies. Apa mungkin orang-orang luar itu akan berobat ke sini, sementara di daerah kita juga terjangkit banyak penyakit?" tanyanya. (fay/fay)
FOKUS BERITA
Polemik Wisata Halal di BaliBERITA TERKAIT
BACA JUGA