Liburan kini jadi gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Namun masyarakat Indonesia masih sedikit yang melek asuransi perjalanan.
Liburan ke beda benua pasti jadi idaman banyak orang. Selain menyiapkan mental, wisatawan juga dituntut untuk memiliki asuransi perjalanan.
Dalam diskusi dan sosialisasi mitigasi bencana dengan tema Be Aware, Prepare Before Traveling, Rabu (27/02/2017) di AONE Hotel, Jakarta, asuransi perjalanan juga masuk dalam topik. Karena ternyata banyak wisatawan Indonesia kurang mengerti tentang penting asuransi perjalanan.
"Asuransi perjalanan masih kurang di masyarakat Indonesia," ujar Head of Travel Insurance and Media Communication Division PT ACA Asuransi, Sugiarto Grahinan.
Asuransi perjalanan atau travel insurance jadi salah satu syarat saat kunjungan ke Benua Eropa (Schengen). Padahal Indonesia sendiri menjadi negara wisata yang rawan bencana. Hal ini harusnya jadi kesadaran masyarakat bahkan saat liburan domestik.
"Asuransi meng-cover kejadian yang mungkin terjadi saat liburan, seperti kecelakaan diri, repatriasi medis atau jenasah, kehilangan deposit atau pembatalan perjalanan, kehilangan bagasi dan penundaan perjalanan," jelas Sugiarto.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, tingkat penggunaan dan pemahaman masyarakat pada asuransi masih minim. Dari 100 orang, hanya 12 orang yang menggunakan asuransi.
"Contohnya saja saat Gempa Lombok, perkiraan kerugian sekitar Rp 4,7 triliun, tapi yang diklaim hanya sekitar Rp 1,2 triliun. Begitu juga dengan Palu dan Donggala, perkiraan kerugiaan sekitar Rp 10 triliun, tapi yang diklaim sekitar Rp 2 triliun. Selat Sunda kemarin memiliki perkiraan kerugian sekitar Rp 19 triliun dengan klaim Rp 15,9 triliun," ungkap Sugiarto.
Selain keselamatan diri, asuransi juga mencakup bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
"Tanjung Lesung terdampak tapi tidak semua," ujar Fachrully R Lasahido, Managing Director PT Banten West Java (BWJ).
Sudah aman dan kembali bangkit, Tanjung Lesung melakukan upaya mitigasi tsunami. Di antaranya dengan membangin struktur pelindung pantai, penanaman vegetasi pantai dan pemeliharaan sand dune serta terumbu karang.
"Bagian barat Tanjung Lesung masih cantik dan bisa dinikmati," ujar Fachrully.
(bnl/fay)
Liburan ke beda benua pasti jadi idaman banyak orang. Selain menyiapkan mental, wisatawan juga dituntut untuk memiliki asuransi perjalanan.
Dalam diskusi dan sosialisasi mitigasi bencana dengan tema Be Aware, Prepare Before Traveling, Rabu (27/02/2017) di AONE Hotel, Jakarta, asuransi perjalanan juga masuk dalam topik. Karena ternyata banyak wisatawan Indonesia kurang mengerti tentang penting asuransi perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asuransi perjalanan atau travel insurance jadi salah satu syarat saat kunjungan ke Benua Eropa (Schengen). Padahal Indonesia sendiri menjadi negara wisata yang rawan bencana. Hal ini harusnya jadi kesadaran masyarakat bahkan saat liburan domestik.
"Asuransi meng-cover kejadian yang mungkin terjadi saat liburan, seperti kecelakaan diri, repatriasi medis atau jenasah, kehilangan deposit atau pembatalan perjalanan, kehilangan bagasi dan penundaan perjalanan," jelas Sugiarto.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, tingkat penggunaan dan pemahaman masyarakat pada asuransi masih minim. Dari 100 orang, hanya 12 orang yang menggunakan asuransi.
"Contohnya saja saat Gempa Lombok, perkiraan kerugian sekitar Rp 4,7 triliun, tapi yang diklaim hanya sekitar Rp 1,2 triliun. Begitu juga dengan Palu dan Donggala, perkiraan kerugiaan sekitar Rp 10 triliun, tapi yang diklaim sekitar Rp 2 triliun. Selat Sunda kemarin memiliki perkiraan kerugian sekitar Rp 19 triliun dengan klaim Rp 15,9 triliun," ungkap Sugiarto.
Selain keselamatan diri, asuransi juga mencakup bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.
"Tanjung Lesung terdampak tapi tidak semua," ujar Fachrully R Lasahido, Managing Director PT Banten West Java (BWJ).
Sudah aman dan kembali bangkit, Tanjung Lesung melakukan upaya mitigasi tsunami. Di antaranya dengan membangin struktur pelindung pantai, penanaman vegetasi pantai dan pemeliharaan sand dune serta terumbu karang.
"Bagian barat Tanjung Lesung masih cantik dan bisa dinikmati," ujar Fachrully.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol