Jelang Panen, Masyarakat Cirebon Arak Tombak Keliling Desa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jelang Panen, Masyarakat Cirebon Arak Tombak Keliling Desa

Sudirman Wamad - detikTravel
Sabtu, 02 Mar 2019 14:25 WIB
Foto: Tradisi mider buyut di Cirebon (Sudirman Wamad/detikTravel)
Cirebon - Cirebon memang menarik karena masyarakatnya masih memegang tradisi leluhur. Salah satunya mider buyut di Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Dalam bahasa Cirebon, mider memiliki makna mengarak. Sedangkan buyut diartikan sebagai leluhur di desa tersebut.

Tradisi mider buyut di Desa Bulak telah dilakukan ratusan tahun silam. Prosesnya terbilang unik, yakni salah satu pusaka peninggalan leluhur masyarakat Bulak berupa tombak diarak keliling kampung oleh orang-orang pilihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum tombak pusaka diarak, masyarakat sekitar menyiapkan air kembang yang di tempatkan di depan rumahnya. Arak-arakan dimulai dari kediaman kepala desa, karena tombak pusaka hanya boleh disimpan di kepala desa terpilih atau yang sedang menjabat.

(Sudirman Wamad/detikTravel)(Sudirman Wamad/detikTravel) Foto: undefined
Rombongan pembawa tombak pusaka itu berkeliling kampung sembari mencelupkan ujung tombak pusaka ke dalam ember berisi air kembang yang ada di depan rumah-rumah warga. Masyarakat meyakini, air kembang yang terkena ujung tombak itu memiliki khasiat yang luar biasa.

Itu bisa menyembuhkan penyakit dan menyuburkan lahan pertanian karena dapat digunakan pula untuk mandi atau menyiram sawah. Tradisi mider buyut merupakan tanda tanaman padi mulai berbuah alias jelang musim panen.

"Ini tradisi turun temurun, sudah ratusan tahun. Ini (mider buyut) dilakukan menjelang padi berbuah. Setiap tahun," kata Kepala Desa Bulak Mulyani kepada awak media, Jumat (1/3/2019).

(Sudirman Wamad/detikTravel)(Sudirman Wamad/detikTravel)
Lebih lanjut, Mulyani menyebutkan tombak pusaka itu peninggalan dari leluhur atau pendiri Desa Bulak yang memiliki nama Ki Buyut Kasmani. Tradisi mider buyut dilakukan setiap hari Kliwon antara bulan Februari dan Maret.

"Ya memang, air yang dicelupkan tombak itu diyakini bisa menyeburkan padi dan menyembuhkan penyakit," katanya.

Seorang warga, Darini (23) tiba-tiba langsung mengguyur anaknya dengan air kembang yang sudah dicelupkan tombak pusaka. Darini juga mencuci muka menggunakan air tersebut karena yakin membawa keberkahan.

"Biar berkah, biar sehat. Ramai-ramai mandinya. Setiap tahun tradisi ini tuh," kata Darini.

Darini juga menyebut selain untuk mandi, air kembang yang sudah terkena celupan tombak itu bisa juga digunakan untuk menyiram tanaman padi. "Ya biar subur padinya," katanya. (msl/msl)

Hide Ads