Keberadaan Ferdi Firmansyah (13), Lucky Parikesit (13), dan Agip Trisakti (15) yang ditemukan dengan terbujur kaku di dalam tenda itu pertama kali diketahui pendaki lainnya, Minggu (3/3). Saksi lalu melaporkannya kepada pos pendakian.
Tim SAR gabungan lalu dikerahkan untuk mengevakuasi para korban asal Indramayu tersebut. Saat ditemukan, ketiga korban dalam posisi meringkuk seperti menahan kedinginan di Pos 4 Gunung Tampomas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Humas RSUD Sumedang Iman Budiman kepada detikcom menyebut, 3 pendaki yang meninggal dunia itu akibat hipotermia. Seluruh jasad sudah menjalani pemeriksaan fisik. Hasilnya tidak ada luka yang ditemukan di tubuh ketiganya.
Apa itu hipotermia?
detikTravel pernah mewawancarai Tjahjadi Nurtantio, guide pendakian gunung dari DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School), operator wisata minat khusus dari Jerman mengenai hipotermia. Hipotermia adalah saat kondisi suhu tubuh turun sampai di bawah 37 derajat Celcius (suhu tubuh normal manusia), karena kedinginan.
"Hipotermia bisa sampai membuat orang meninggal dunia, jika tidak dilakukan penanganan yang cepat dan tepat," katanya.
BACA JUGA: 3 Pendaki Tewas di Tampomas, RSUD Sumedang: Cenderung Hipotermia
Tjahjadi menjelaskan, terdapat beberapa stadium saat pendaki terkena hipotermia. Misalnya, stadium 1 suhu tubuhnya turun sampai 32 derajat Celcius, stadium 2 turun sampai 28 derajat Celcius hingga stadium 4 suhu tubuh di bawah 24 derajat Celcius atau bisa dikatakan sudah meninggal dunia.
"Tanda pertamanya adalah jari kaki dan jari tangan yang dingin. Kemudian, badan menggigil terus menerus. Namun menggigil itu wajar ya, karena itu reaksi alamiah tubuh untuk melawan dingin, akan tetapi kalau terus-terusan itu sudah harus dicek benar kondisi tubuhnya," papar Tjahjadi.
Bagaimana mengatasi hipotermia?
"Pakaiannya yang basah harus segera diganti supaya tetap menjaga suhu tubuh, beri selimut, beri minuman hangat dan hindari paparan angin," tutur Tjahjadi yang juga co-founder CSVakansi, operator wisata minat khusus di Indonesia.
BACA JUGA: Apa Bedanya Hipotermia, Frostbite dan Altitude Sickness?
"Yang paling sering dilupakan pendaki adalah pakaian tahan angin atau windproof. Begini, puncak-puncak gunung di Indonesia itu ketinggiannya rata-rata 3.000-an mdpl dan suhunya tidak sampai minus. Mungkin paling dingin bisa sampai 5 derajat Celcius. Tapi, kalau ditambah kecepatan angin yang kencang, itu bisa membuat terkena hipotermia lebih cepat karena kita sudah kehilangan banyak energi dan akan cepat sekali suhu tubuh turun," tambahnya menjelaskan.
Namun Tjahjadi menekankan, alangkah baiknya para pendaki mempersiapkan segala perlengkapan pendakian dengan matang. Selain itu, pelajari ramalan cuaca.
(aff/aff)












































Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo