Menurut Arief pasar Singapura cukup signifikan yang selama puluhan tahun ini, Singapura menjadi pasar utama pariwisata Indonesia. Bahkan, Singapura sempat menjadi negara pemasok wisatawan terbesar sebelum akhirnya disalip China pada 2016 silam.
"Karena itu, keberadaan WITO Singapura menjadi sangat penting untuk membangun jejaring dengan berbagai pemangku kepentingan di pasar Singapura. Tidak terbatas hanya pada hotel, agen perjalanan, maskapai, maupun asosiasi," ujar Arief, dalam keterangan tertulis, Rabu (10/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak kalah penting, lanjut Arief, Manajer Pemasaran WITO Singapura juga berperan menjadi juru bicara promosi pariwisata Indonesia, terutama dalam perihal pemasaran paket wisata unggulan Kemenpar di pasar Singapura.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani mengatakan kantor WITO Singapura sendiri sudah diresmikan pada 16 November 2018. WITO Singapura memiliki fungsi market intelligence. Antara lain membuat profil pasar wisatawan dari aspek demografis, geografis, psikografis, ekonomi, dan perkembangan tren wisatawan.
"WITO juga membuat analisis pasar dan pasar pesaing serta market intelligence pasar dan pasar pesaing. Termasuk membuat data statistik dan analisis perkembangan jumlah kunjungan wisatawan out bound dan in bound dari negara fokus pasar, dan lain-lain," ujarnya.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Dessy Ruhati menambahkan, dalam fungsi peningkatan jejaring, WITO Singapura berperan membangun networking dan menjadi juru bicara promosi pariwisata Indonesia dengan industri pariwisata lokal (hotel, travel agent/tour operator, transportasi) dan pemerintah setempat untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi tujuan wisata.
WITO juga memiliki fungsi untuk memfasilitasi kegiatan promosi, seperti secara real melakukan koordinasi dengan Tim Pokja Mitra Kerja Pelaksana dan Koordinator WITO dalam mempersiapkan kampanye pemasaran pariwisata Indonesia yaitu melalui kegiatan misi penjualan, festival, dan pameran serta mendukung kegiatan kampanye melalui publikasi multimedia dan media digital.
"Selanjutnya, melakukan komunikasi secara intensif dengan perwakilan Republik Indonesia setempat (KBRI/ KJRI), Tim Pokja Mitra Kerja Pelaksana dan Koordinator WITO terkait dengan aktivitas atau permasalahan yang timbul di lapangan. Termasuk melakukan perjalanan dinas yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Indonesia," ungkapnya, yang diamini Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kemenpar, Hariyanto. (mul/ega)












































Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia