Gempa bumi yang pernah terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2018 lalu berdampak pada rusaknya 4 jalur resmi wisata pendakian Gunung Rinjani.
Empat jalur pendakian itu adalah melalui Sembalun dan Timba Nuh di Lombok Timur, Aik Berik di jalur Lombok Tengah serta jalur Senaru di Lombok Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu mendorong Asosiasi Tour Operation Senaru (ATOS) misalnya menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerinrah daerah agar pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) membuka izin kembali untuk jalur pendakian melalui Senaru.
"Sudah, sudah kita kirim langsung. Saya bersurat langsung ke TNGR mempertegas kembali aspirasi masyarakat itu bahwa pemerintah juga ikut meminta supaya pintu dari Senaru ini bisa dibuka kembali," kata Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, Kamis (11/4/2019).
BACA JUGA: Gunung Rinjani Batal Dibuka April 2019, Ini Alasannya
Berdasarkan laporan hasil tim survei di Senaru pada bulan Maret lalu menyatakan bahwa jalur pendakian di sana kondisinya cukup memungkinkan untuk dilalui.
![]() |
Laporan hasil survei itu juga pernah dirilis pihak BTNGR yang menyatakan jalur Senaru kondisinya cukup baik. Hanya saja di beberapa titik, terutama jalur menuju danau Segara Anak mengalami keretakan dan rawan terjadi longsor.
Sekain itu, tim survei di jalur Senaru sebanyak 28 orang itu tidak didampingi oleh tim ahli geologi maupun tim ahli kegempaan dari PVMBG maupun Dinas ESDM. Survei dilakukan pada Sabtu 16-19 Maret lalu.
Pada 17 Maret lalu saat tim survei berada di atas lereng Gunung Rinjani, gempa bumi kembali terjadi dua kali secara beruntun berkekuatan 5,4 dan 5,1. Beruntungnya semua tim berhasil selamat dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan survei.
"Kalau aspek keselamatan tentu berkaitan dengan tugasnya TNGR ya. Apakah bisa membuka atau tidak tentu bukan kewenangan kita," ungkapnya.
BACA JUGA: Pesona Rinjani yang Dirindukan Para Pendaki
Selain faktor pertimbangan keselamatan, Pemda Lombok Utara juga melihat dari aspek nilai ekonominya, karena menurut Najmul, ribuan warganya menggantung kehidupannya menjadi tour guide dari kegiatan wisata pendakian Gunung Rinjani.
"Jika memang memungkinkan dan sudah bisa digunakan terutama dari aspek keselamatan kenapa tidak, karena ratusan bahkan ribuan masyarakat kita itu bergantung kehidupannya menjadi tour guide," ujarnya.
Tonton juga video Terobos Zona Terlarang Gunung Bromo, Dua Turis Australia Diamankan:
(sna/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!