Sekali diketok dukungan dari pemimpin maka pariwisata akan bisa maju dengan cepat dan mendatangkan pendapatan bagi daerah juga devisa. Hal itu diungkapkan oleh Menpar Arief dalam di Ruang Auditorium Gedung Tempo, Jakarta, Senin (15/4/2019), yang juga dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wagub Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan kepala-kepala dinas pariwisata dari berbagai daerah.
"Sesuaikanlah peraturan dengan apa yang kita inginkan. Itu yang saya implementasikan ke Kemenpar agar tidak lelet lagi. Tantangan terbesar kita adalah lelet. Caranya gunakanlah teknologi," ucap dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Rahasia Indonesia Jadi Nomor 1 Wisata Halal Dunia
Arief menyebut keputusan ini hanya bisa dilakukan dan didukung oleh presiden. Maka rencana-rencana selanjutnya adalah pengembangan amenitas, atraksi dan akses.
"Lalu masuk ke rencana. Ini urusan CEO, seorang menteri pun belum bisa. 3A (amenitas, atraksi dan akses) ditambah CEO komitmen yang menentukan setara 80 persen pengaruhnya. Pariwisata mudah dan murah meningkatkan PDB, devisa hingga pembukaan lapangan kerja," jelas Arief.
Ia juga menegaskan bahwa kemudahan investasi dengan pemangkasan peraturan dapat membuat perubahan wisata yang signifikan. Tak lupa, jangan lupakan penggunaan teknologi di dalamnya untuk percepatan izin.
"Kalau mau perubahan cepat dan sangat tinggi sentuhlah hal-hal startegis, deregulasi dan teknologi. Dalam hal pariwisata seumur hidupnya negeri ini ditetapkan sebagai leading sektor," ungkap dia. (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum