Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan hal ini menunjukkan daya saing wisata halal Indonesia terus naik. Artinya, destinasi wisata halal yang ada di Indonesia lebih baik dari negara mana pun.
Kondisi itu pun diperkuat dengan terpilihnya Bali yang dinobatkan sebagai Favourite Adventure Destination buat wisatawan asal Timur Tengah. Penghargaan ini diberikan oleh CondΓ© Nast Traveller Middle East, sebuah situs web majalah yang menampilkan ragam destinasi pariwisata di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun 10 destinasi wisata halal Indonesia adalah Lombok (NTB), Riau-Kepulauan Riau, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), serta Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).
Lebih lanjut Arief mencontohkan Lombok yang telah menyabet dua penghargaan World Halal Travel Awards (WHTA) 2015, dalam kategori World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.
Apalagi menurutnya fasilitas yang dimiliki Lombok terbilang lengkap. Lombok didukung oleh 60 restoran halal bersertifkat dan 1.076 self claimed. Masjidnya berjumlah 8.456 bangunan dan ada 60 hotel dengan sertifikat halal.
Selain itu menurut Arief, wilayah ini ditopang oleh 25 situs heritage Islam, 98 moslem friendly attraction dari 161 atraksi, 7 islamic event, dan 11 paket tur halal.
Sementara untuk aksesibilitas, Lombok ditopang bandara dengan kapasitas besar dan ditambah dua pelabuhan. Jalan raya mengalami perkembangan 9.566,42 kilometer area jalan.
"Selain aksesibilitas, aspek komunikasi wilayah itu juga optimal. Stakeholder education Lombok memiliki 30 event, lalu jangkauan marketnya 50 event halal dengan 4 tipe brosur. Untuk digital marketingnya mengandalkan GenPI dan Poltekpar Lombok," urainya.
Ia melanjutkan di posisi kedua ada Aceh yang jelas merupakan wilayah ramah muslim traveler. Pada ajang WHTA 2016, Aceh dinobatkan sebagai World's Best Airport for Halal Travellers dan World's Best Halal Cultural Destination.
Hal ini ditopang dengan aksesibilitas yang juga mumpuni. Aceh didukung oleh satu bandara internasional dan 12 bandara domestik. Ada 125 rute bus antar kota dan 1.069.032 kilometer area jalan.
Aceh pun didukung oleh empat tipe brosur dan 10 event halal untuk market outreach-nya. Sedangkan stakeholder education-nya ada 16 event yang digelar di sana. Untuk digital marketingnya sendiri, Aceh didukung 100 persen oleh GenPI.
"Begitu juga dengan Riau dan Kepulauan Riau yang juga makin oke. Pertumbuhan Aceh dan Riau-Kepulauan Riau sangat luar biasa. Area ini pertumbuhannya signifikan. Kami harap, wisatawan akan nyaman saat berkunjung ke wilayah-wilayah itu. Selain atraksinya yang luar biasa, wilayah ini juga ditopang fasilitas terbaik," lanjutnya.
Ia menjelaskan hal serupa juga dimiliki Jakarta. Wilayah ini memiliki 510 hotel dengan sertifikat halal, lalu 3.683 self claimed. Jumlah masjidnya sekitar 7.795 bangunan.
Adapun untuk hotelnya masing-masing memiliki 5 tipe syariah, sertifikat dapur halal, dan no pork. Jakarta memiliki atraksi berupa 20 situs heritage Islam, 19 muslim friendly attraction, dan 11 islamic event.
Arief menambahkan, saat ini Kemenpar pun terus mendorong daerah-daerah lainnya untuk meningkatkan pariwisata halal. Saat ini Kemenpar mengeluarkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Program ini bekerja sama dengan Mastercard-CrescentRating. Acuannya pun mengacu pada standar global Global Muslim Travel Index (GMTI).
Dengan program ini Kemenpar menetapkan 10 destinasi wisata halal yang dipilih dan dibina dalam bimbingan teknik menggunakan standar GMTI.
"Indonesia telah menumbuhkan empat aspek dari GMTI melampaui semua negara. IMTI menghadapkan masing masing daerah untuk menumbuhkan wisata halal di setiap destinasi. Ada komitmen yang kuat dari setiap elemen pemerintah dan pertumbuhan yang signifikan dari pemain industri pariwisata halal," jelasnya. (prf/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!