Sebagai sport tourism, Corona Bali Pro diikuti puluhan peselancar kelas dunia, termasuk sang juara dunia WSL tahun 2018 asal Brazil, Gabriel Medina. Event ini digelar pada 13-25 Mei 2019.
Ketua Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata Indroyono Soesilo mengatakan jutaan pasang mata akan melihat keindahan pantai dan ombak di Gianyar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa setiap kejuaraan dunia selalu disiarkan di website resmi atau bisa diunduh dengan aplikasi, baik di android ataupun iOs.
Indroyono juga mengungkapkan Kementerian Pariwisata sejak tahun 2017 mengembangkan potensi selancar di Tanah Air. Di tahun 2019 ini terdapat 10 turnamen Qualifying Series (QS) dan satu Champions Tour.
"Event berskala internasional ini mampu mengangkat citra Bali sebagai daerah tujuan wisata. Tahun ini merupakan yang keempat setelah event serupa tahun 2008, 2013 dan 2018," ujarnya.
Menurutnya, ada tiga hal strategis terkait dukungan promosi Kemenpar di event ini. Pertama, penggemar selancar adalah wisatawan mancanegara (wisman) yang kebanyakan berasal dari Australia.
"Para surfer itu spending-nya US$ 80 dolar perhari dengan lama tinggalnya minimal satu minggu. Mereka datang dengan keluarga, tim, bahkan fans," katanya.
Sedangkan Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauziyani menambahkan Corona Bali Pro akan semakin mengangkat nama Bali.
"Sebagai destinasi saja, Bali sudah diakui dunia. Apalagi saat ini, saat para peselancar dunia tampil di seri dunia WSL. Tentu akan menjadi daya tarik tersendiri," katanya.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan WSL Indonesia Tipi Jabrik menambahkan bahwa Pantai Keramas dipilih sebagai lokasi pertandingan WSL World Championship Tour 2019 karena ombak yang baik dengan ditunjang infrastruktur yang memadai sesuai persyaratan yang diminta panitia lomba.
"Ke depan, saya berharap seluruh komponen menjaga kelestarian pantai agar kondisi ombak bisa tetap baik untuk mendukung pelaksanaan kejuaraan selancar," ujarnya.
Di hari pertama event, kejutan besar terjadi saat atlet selancar ombak andalan Indonesia Rio Waida mengalahkan sang juara dunia WSL tahun 2015 dan 2018 Gabriel Medina.
Padahal, Rio bisa tampil dalam event karena mendapatkan wildcard. Dalam penampilannya ini, Rio mempu mencatat poin 9.60, sementara Medina mencatat poin 9.54.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengatakan para peselancar sudah menjadikan Bali sebagai rumah kedua karena surfing. Mereka sudah familiar berselancar di ombak Pantai Kuta.
"Market-nya sudah jelas, mereka sudah ke Bali. Sekarang tinggal diperkenalkan spot baru itu ke negaranya. Namun tentu saja kejuaraan ini juga dimanfaatkan para peselancar Indonesia untuk mengukir prestasi," kata Arief.
Simak Juga 'Spot Surfing Berkelas Internasional di Pantai Pulau Merah Banyuwangi':
(idr/idr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum