Di lain sisi, masalah tiket pesawat mahal di dalam negeri jadi bikin sepi pariwisata Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh Cheriatna, Sekretaris ATHIN di Gedung Twink Jakarta, Rabu (26/6/2019).
"Wisata halal lebih menguasai turis Indonesia yang ada di Eropa dibanding konvensional. Mereka memenuhi travel agen ramah muslim," kata Cheriatna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, konsorsiumnya yang tergabung dalam HTK (Halal Travel Konsorsium) juga optimis dalam ceruk potensial itu. Karena ada sebanyak 20 juta orang Indonesia mampu bepergian ke luar negeri.
"Kita tetap optimis di wisata halal karena trennya naik. Tahun ini bisa tembus pendapatan USD 10 juta. Tren dunia berusaha menawarkan wisata halal, bahkan di negeri non muslim yakni Jepang," urai dia.
"Ada bento halal di Seven Eleven Jepang. Tokonya pun mudah. Selain itu ada Korea, China dan Thailand yang lebih dulu menggarap wisata halal itu," ujar dia.
Menurut Cheriatna, ada beberapa kendala terkait wisata halal di Indonesia. Kurang komunikasi hingga penolakan di beberapa tempat jadi masalahnya.
"Kita ada kendala seperti di beberapa daerah menolak wisata halal, seperti Bali, NTT hingga Tana Toraja, mungkin kurang komunikasi. Sementara negara non muslim ramai-ramai menyiapkan wisata halal," pungkas dia.
(msl/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?