Dirangkum detikcom, Rabu (3/7/2019) kejadian tersebut bertempat di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Sumatera Barat.
Dalam video berdurasi 34 detik, terlihat si pawang menunggu gajah di pinggir kolam. Namun si gajah justru membalikkan badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasian bgt gajahnya, kepalanya di pukulππππ
β Kamil Cabello (@achkml) July 1, 2019
Habis itu Gajahnya ngelus ngelus kepalanya pakai belalainya. KASIAAAAN πππ Mau meluk gajaah pic.twitter.com/nQxVL7LBEe
Pawang tersebut mencoba untuk mendorong gajah untuk kembali ke kolam. Si gajah tetap bergeming untuk menjauh dari kolam.
Geram, pawang tersebut langsung memukul kepala gajah dengan sebilah kayu. Seorang pawang lain datang untuk menuntun gajah tersebut ke tepi kolam.
Gajah tersebut menujukkan ekspresi kesakitannya. Dengan belalainya, si gajah mengusap kepalanya yang dipukul oleh pawang. Pawang yang memukulnya terlihat pergi ke arah seberang kolam.
Begitu dibagikan di Media Sosial, video ini langsung viral. Pihak TMSBK pun angkat suara terkait dengan aktivitas pemukulan tersebut.
menurut pernyataan pengelolan TMSBK, gajah tersebut bernama Lia. Lia merupakan gajah yang baru didatangkan dari Kebun Binatang Kandih Sawahlunto untuk dilatih.
Menanggapi kasus pemukulan tersebut, TMSBK menyatakan bahwa hal tersebut adalah wajar dalam proses pengedalian dan adaptasi. Alat yang digunakan oleh pawang tersebut adalah ganco.
Pembelaan mereka gini dong, kacauhttps://t.co/X5C8UP4d1T pic.twitter.com/qLdR3FJOgo
β dusty (@bibbidib0o) July 1, 2019
Rupanya alat tersebut bukanlah kayu biasa. Ganco adalah alat berbahan kayu yang mirip martil. Ujungnya dibuat tajam untuk menimbulkan rasa sakit hebat dikepala gajah.
Praktik ini erat kaitannya dengan kekerasan. Seperti yang dilakukan sejak dulu, gajah akan dianiaya sampai jinak dan jadi penurut.
Padahal gajah adalah hewan yang berhati lembut. Memori gajah sangat kuat, ia akan ingat apa dan siapa yang menyiksanya.
Pemukulan di kepala adalah salah satu prosesnya. Rasa sakit diberikan untuk memberitahu gajah kalau ia akan terus disiksa sampai nurut.
Proses ini sudah ada sejak jaman dulu, bangsa Thailand mengenalnya dengan Phajaan. Phajaan sendiri adalah ritual untuk menghancurkan jiwa gajah dan membuatnya jinak.
Baca Juga: Phajaan: Tradisi Kejam Menyiksa Gajah
TMSBK juga menjelaskan bahwa proses pelatihan seperti itu tidak harusnya dilakukan pada siang hari atau di depan pengunjung. Mengingat akan ada banyak saksi yang melihat 'proses pelatihan' ini dan membuat pengunjung terganggu dan merekamnya.
Alasan lain berupa kurikulum Pelatihan Gajah yang biasa digunakan di Pusat Latihan Gajah. TMSBK meminta maaf karena tindakan pemukulan tidak didasari niat menganiaya.
Lantas niat apa yang mendasari ritual penghancuran jiwa ini?
Berbagai ekspresi diluapkan oleh warganet di kolom komentar. Mereka marah karena hal tersebut sama halnya dengan penyiksaan.
India sudah melepaskan diri dari praktik ini. Beberapa wilayah di Australia pun tidak memasukkan gajah ke dalam kebun binatang. Alasannya sangat sederhana, gajah adalah hewan liar yang harus tetap berada di alam, bukan di kandang.
Kalau menurutmu bagaimana traveler? Isi kolom komentar ya.
(bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum