Seperti dilansir BBC, Selasa (9/7/2019), video ini mengungkapkan saat-saat terakhir pendaki hilang di Pengungan Himalaya, tepatnya di punggungan Gunung Nanda Devi. Pihak berwenang India telah merilis video itu.
Dalam klip video itu memperlihatkan adanya empat pendaki yang mereka berasal dari Inggris, dua orang Amerika, seorang dari Australia dan seorang dari India. Perlahan-lahan mereka naik ke puncak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video klip berdurasi 1 menit 55 detik itu dirilis oleh Polisi Perbatasan Indo-Tibet (ITBP) pada hari Senin lalu. Kamera yang merekam pendakian itu ditemukan terkubur salju dekat jenazah ditemukan pada Juni.
![]() |
Menurut juru bicara ITBP, Vivek Kumar Pandey, berat badan mereka bisa jadi penyebabnya. Yakni memicu salju longsor.
Video ini sekarang digunakan untuk membantu menganalisis apa yang salah dengan pendakian misi mereka. Seperti kecelakaan pesawat terbang, kamera yang mereka gunakan diibaratkan seperti kotak hitam.
"GoPro terbukti seperti kotak hitam sebuah pesawat yang memberikan wawasan tentang beberapa saat terakhir dari para pendaki", kata wakil inspektur jenderal ITBP, APS Nambadia.
"Memukau kita saat melihat rekamannya," imbuhnya.
BACA JUGA: Apa Bedanya Hipotermia, Frostbite dan Altitude Sickness?
Kelompok ini memulai pendakian mereka pada 13 Mei, dipimpin oleh pemandu gunung berpengalaman Inggris Martin Moran. Perusahaannya berbasis di Skotlandia, yakni Moran Mountain dan telah memiliki banyak pengalaman ekspedisi di Pegunungan Himalaya.
Kelompok itu terdiri dari John McLaren, Rupert Whewell dan dosen University of York Richard Payne dari Inggris. Warga negara AS yakni Anthony Sudekum dan Ronald Beimel, lalu Ruth McCance dari Australia dan pemandu dari India bernama Chetan Pandey.
Last visuals of the mountaineers' team near the summit on unnamed peak near the #NandaDevi east. ITBP search team of mountaineers found the memory video device at 19K ft while they were searching the area where bodies were spotted. pic.twitter.com/0BI87MEA8Y
β ITBP (@ITBP_official) 8 Juli 2019
(wsw/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum