Di General Aviation, Menpar Harapkan Terobosan Aksesibilitas Udara RI

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Di General Aviation, Menpar Harapkan Terobosan Aksesibilitas Udara RI

Alfi Kholisdinuka - detikTravel
Sabtu, 27 Jul 2019 20:52 WIB
Foto: Kemenpar
Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan perubahan dalam sektor pariwisata adalah sebuah keniscayaan. Sebab, pariwisata termasuk sektor yang sangat mungkin tersentuh pembaruan, sektor lainnya adalah telekomunikasi.

"Perubahan dan pembaruan adalah sebuah keniscayaan. Kita yang tidak mengikuti pembaruan berarti melawan keniscayaan itu. Prinsipnya, jika anda tidak melakukannya, maka orang lain yang akan melakukan pembaruan itu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/7/2019).


Hal itu disampaikan dalam Seminar General Aviation for Tourism di Ruang Blambangan Hotel El Royale Banyuwangi, yang bertemakan Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief memberikan contoh saat seluler mulai merambah Indonesia. Menurutnya, kehadiran seluler sempat mendapatkan penolakan. Telkom pun dihadapkan pada pilihan untuk bermain di seluler atau tidak.

"Kalau Telkom menolak seluler, Telkom akan mati. Karena, para pesaing pasti mengambil kesempatan itu. Dan hasilnya, semua orang menggunakan seluler," katanya.


"Saat perubahan atau pembaruan terjadi, pasti ada konfrontasi. Ada penolakan. Dan itu hal yang sangat biasa. Karena nantinya akan ada kolaborasi. Dan itu bagian yang penting," imbuhnya.

Dia berharap Seminar General Aviation ini akan menghasilkan sebuah masukan atau terobosan buat aksesibilitas udara di Indonesia. Hal ini sangat penting, karena Indonesia adalah negara kepulauan dan akses udara sangat vital.

"Saya berharap kegiatan ini bisa menghasilkan sebuah proposal dan menjadikan Banyuwangi sebagai pilot project," katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menpar bidang Infrastruktur Judi Rifanjantoro, berharap General Aviation menjadi atraksi wisata yang menarik.

"Contohnya seperti atraksi pesawat kedirgantaraan. Hal ini bisa menjadi atraksi yang ditonton oleh wisatawan. Hal yang harus dipikirkan adalah bagaimana bisa memanfaatkan general avitaion untuk membantu remote akses di destinasi pariwisata seperti lahirnya taksi udara, gojek udara dan sebagainya," katanya.

Adapun Dirut PT Angkasa Pura II M Awaluddin mengatakan persiapan seminar ini terbilang singkat, dilaksanakan setelah hasil diskusi selama dua minggu lalu. Meski demikian, ia berharap bisa menghasilkan ide-ide baru.

"Idenya adalah bagaimana kami dari Angkasa Pura II berpikir untuk mendukung Menpar agar industri pariwisata nasional terus tumbuh. Karena sektor lain bisa ikut tumbuh bersama pariwisata," ujarnya.

Diketahui, dalam kegiatan itu diambil komitmen bersama General Aviation for Tourism 2019. Isinya Mendukung general aviation di Indonesia sebagai salah satu potensi dalam mendorong pertumbuhan pariwisata nasional.

Kemudian membangun pemahaman bersama dan sinergitas antarstakeholder dalam mendukung pariwisata Indonesia. Sehingga berkontribusi dalam menyusun strategi, kebijakan dan regulasi untuk merealisasikan dukungan aviasi untuk pariwisata.


(mul/ega)

Hide Ads