Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Kamis (5/9/2019) Feul Matrix, suatu perusahaan asal AS kembali mengaungkan wacana naik pesawat ditimbang berat badan. Sebab menurut penelitian, berat badan penumpang mempengaruhi berapa banyak bahan bakar pesawat untuk digunakan.
Kebutuhan bahan bakar untuk pesawat bisa sangat bervariasi tergantung pada berat total yang diangkut. Semakin berat beban, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan dan semakin tinggi emisi karbon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan bobot yang tepat, total penghematan bahan bakar bisa mencapai USD 1,35 miliar di seluruh dunia," klaim Nick.
BACA JUGA: Maskapai Finlandia Timbang Berat Badan Penumpang Sebelum Terbang
Tapi tentu, berat badan seseorang merupakan hal sensitif. Oleh sebab itu, Nick mempunyai ide untuk membuat suatu sistem khusus di counter check-in bandara yang nantinya terhubung dengan sistem komputer.
"Mungkin nanti bukan timbangan, tapi semacam 'bantalan tekanan'. Kemudian penumpang berdiri di atasnya, lalu hasil timbangannya langsung masuk ke sistem komputer dan menjadi rahasia hanya pihak maskapai yang tahu," papar Nick.
"Teknologi kami yang dipatenkan relevan dengan bandara dan maskapai dalam mengurangi pembakaran bahan bakar, emisi CO2 dan jejak karbon," tambahnya.
Di tahun 2015, maskapai Uzbekistan Airways lebih dulu mencanangkan wacana naik pesawat ditimbang berat badan. Hanya saja, hal itu dilakukan secara sukarela di pesawat besar dan wajib dilakukan di pesawat yang lebih kecil.
Selanjutnya, beberapa maskapai dari Eropa dan AS juga mencobanya. Yang pasti, wacana tersebut terus didiskusikan sampai sekarang.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!