Meriahnya Nadran-Sedekah Bumi di Gunungjati, Cirebon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Meriahnya Nadran-Sedekah Bumi di Gunungjati, Cirebon

Sudirman Wamad - detikTravel
Minggu, 15 Sep 2019 17:50 WIB
Nadran-Sedekah Bumi di Gunungjati, Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Tiap daerah di Indonesia punya tradisi yang menarik untuk dilihat. Kalau Cirebon, punya tradisi Nandran dan Sedekah Bumi.

Ribuan masyarakat Cirebon dan sekitarnya berbondong-bondong menyaksikan arak-arakan tradisi nadran dan sedekah bumi yang digelar di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jabar. Belasan ogoh-ogoh diarak dari komplek makam Sunan Gunung Jati hingga bundaran Krucuk Kota Cirebon.

Meriahnya Nadran-Sedekah Bumi di Gunungjati, CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikcom

Polisi pun merekayasa lalu lintas di sepanjang Jalan Raya Gunung Jati Cirebon. Arak-arakan ogoh-ogoh itu dimulao sekitar pukul 13.00 WOB hingga sore hari. Masyarakat berbondong-bondong ingin melihat bentuk-bentuk ogoh-ogoh yang diarak, ada yang berbentuk harimau, gajah, kerbau, udang, Syekh Quro, Nyi Mas Pakungwati dan sederet nama-nama besar yang pernah menyiarkan agama Islam di tanah Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan nadran dan sedekah bumi Gunung Jati merupakan agenda tahunan yang memiliki potensi untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Nadran dan sedekah bumi merupakan salah satu tradiai yang ada di Cirebon.

"Ini kegiatan budaya. Kita harus memolesnya agar lebih menarik perhatian wisatawan. Ini bisa menjadi agenda tahunan yang menarik wisatawan, baik domestik maupun internasional," kata Imron kepada awak media, Sabtu (14/9/2019) kemarin.

Meriahnya Nadran-Sedekah Bumi di Gunungjati, CirebonFoto: Sudirman Wamad/detikcom


Lebih lanjut, Imron mengatakan nadran dan sedekah bumi salah satu bagian dari kearifan lokal yang ada di Cirebon. Sehingga, lanjut dia, pemerintah dan masyarakat harus saling bersinergi melestarikan tradisi tersebut.

"Ini bentuk syukur kepada yang maha kuasa. Bersyukur atas Allah yang telah memberikan rezeki kepada para nelayan, alam dan manusiannya," katanya.

Sementara itu, Wiah (45) salah seorang pengunjung mengamu setiap tahun tak pernah absen menyaksikan arak-arakn nadran dan sedekah bumi. Wiah mengaku tertarik dengan ogoh-ogoh yang diarak dalam tradisi itu.

"Ya mengajak anak juga, senang lihatnya. Ramai juga. Semoga tahun depan lebih menarik lagi," kata Wiah.


(sna/aff)

Hide Ads