Sejak akhir pekan kemarin pada Sabtu (21/9) Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Lebak, Banten mendadak viral. Antrean kendaraan wisatawan mengular berkilo-kilometer di sana, demi melihat fenomena Negeri di Atas Awan.
detikcom mendatangi Gunung Luhur pada Rabu (25/9) kemarin. Suasananya tidak seramai pada saat viral kala didatangi banyak wisatawan. Tapi tetap saja, cukup ramai dengan kunjungan sekitar ratusan orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kami lalu berbincang dengan Narta atau yang biasa disapa Jaro Atok sebagai Kepala Desa Citorek Kidul. Kami bertanya soal kemacetan parah yang terjadi di Gunung Luhur pada akhir pekan lalu.
"Itu sungguh kami tidak menyangka akan seramai itu. Sungguh benar-benar tidak menyangka," terangnya.
![]() |
Jaro Atok menjelaskan, sebenarnya Gunung Luhur sudah dibenahi menjadi destinasi wisata sejak 8 bulan lalu. Tapi, yang datang belum ramai.
Puncaknya, pada akhir pekan kemarin. Media sosial dihebohkan dengan kemacetan panjang di Gunung Luhur. Macetnya bukan sampai 7 kilometer tapi sampai 9 kilometer!
"Mungkin karena media sosial, anak-anak muda di sini posting-posting jadinya orang-orang melihat dan datang ke sini. Dari Jakarta juga banyak sekali yang datang," terangnya.
![]() |
Di lain sisi, kemacetan yang terjadi panjang juga menjadi sorotan negatif bagi Gunung Luhur. Banyak wisatawan yang terjebak ketika itu, mengucapkan kekecewaan.
"Iya kami mengetahuinya. Ada banyak orang yang kecewa katanya 'bukan Negeri di Atas Awan, tapi 'Negeri di Atas Debu'," senyum Jaro Atok.
"Kami tahu mereka kecewa karena terjebak macet dan harus mengantre lama. Lalu pada siang hari, lautan awannya sudah tidak terlihat," tambahnya.
![]() |
Jaro Atok dan warga desa pun tidak bisa berbuat banyak pada wisatawan yang kecewa. Mereka hanya mengerahkan sekuat tenaga untuk mengurai kemacetan, sampai membersihkan sampah yang menggunung.
Bahkan saking wisatawan kecewa, beredar di celotehan netizen di media sosial. Disebutkan, orang-orang yang datang ke Gunung Luhur adalah korban viral.
"Saya tahu kok, banyak orang yang datang ke sini disebut 'korban viral'. Untuk itu saya minta maaf," kata Jaro Atok.
BACA JUGA: Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Bagaimana Bisa Sampai Viral?
Namun bagi Jaro Atok sendiri, Gunung Luhur bukanlah korban viral. Melainkan, berkah viral.
"Bagi kami, Gunung Luhur bukanlah korban viral melainkan berkah viral. Sebab, dari situlah kami makin dikenal dan mulai banyak perhatian yang datang dari pihak Pemkab dan Pemporv untuk terus membenahi Gunung Luhur," paparnya.
"Kami tahu kami masih punya kekurangan di banyak hal. Tapi kami terus berusaha untuk membuat pariwisata di sini lebih baik, supaya wisatawan makin nyaman dan kami mendapat perekonomian yang baik," tutupnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!