Sebuah postingan pemandu wisata Bali di media sosial viral. Dalam unggahan tersebut, terlihat seorang pemandu wisata yang marah-marah kepada petugas money changer yang ternyata menipu bule asal Latvia.
Diwawancara eksklusif oleh detikcom, Selasa (8/10), Bonik Ingunau yang merupakan seorang pemandu wisata di Bali memberikan konfirmasi atas video tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, saya membantu mantan kostumer saya dulu, namanya Thomas. Ia mengaku ditipu oleh money changer," ujar Bonik.
Kejadian ini rupanya bukan kali pertama untuk Bonik. Sebelum Thomas, Bonik pernah menangani masalah yang sama dari 2 wisatawan asing yang jadi kostumernya.
"Pertama kali pernah sama wisatawan asal Singapura. waktu itu hari terakhir liburan, saya jemput mereka di hotel. Mereka cerita habis kena tipu di Money Changer sekitar Seminyak," jelas Bonik.
![]() |
Setelah mengetahui lokasinya, Bonik datang meminta kekurangan uang kostumernya. Waktu itu uang yang kurang sekitar Rp 500.000an.
"Saya datang ke money changer tersebut dan minta kekurangan uang kostumer saya. Begitu saya terima uangnya dan mau pergi, bosnya datang dari belakang. Dia nanya ngapain datang ke tempatnya," jelas Bonik.
Bonik pun menjawab tanpa rasa takut.
"Tanya aja sama pegawainya," tukas Bonik.
Kejadian serupa kembali dialami oleh salah satu customer Bonik. Sepasang wisatawan asal Kanada melihat money changer dengan rate tinggi di sekitaran Sanur.
"Kalau yang kedua ini lebih karena coba-coba. customer asal Kanada liat ada money changer yang rate-nya tinggi. Saya larang, saya bilang itu penipuan," jelas Bonik.
Baca juga: Cara Mencegah Penipuan di Money Changer Bali |
Namun pasangan turis ini penasaran. Mereka tak percaya ada penipuan di siang hari. Menurut penuturan Bonik, mereka tak keberatan rugi sedikit untuk membuktikan hal tersebut.
"Waktu itu mereka mau tukar USD 100, pas lagi hitung uang, saya datang dari belakang. Saya langsung tanya sama mbak yang jaga, berapa rate-nya di situ," cerita Bonik.
Dengan gelagapan, sang penjaga money changer berkata bahwa rate yang dipajang salah tulis. "Dia bilang rate-nya ngikutin bank, tapi enggak berani bilang nominalnya," tutur Bonik.
Tahu bahwa telah ditipu, pasangan turis ini pun batal tukar uang.
"Yang kaya gini sudah sering terjadi di Bali. Dari pihak berwajib terkesan membiarkan. Banyak yang enggak punya izin usaha. Kalau gini kan namanya penipuan," ungkap Bonik.
Penipuan ini kebanyakan berkedok money changer. Dengan kecepatan tangan, mereka menghitung uang di depan kostumer dan menjatuhkannya sebelum diberikan.
"Kalau sudah dihitung berulang kali, customer jadi segan buat menghitung ulang. Padahal waktu mau dikasih, uangnya mereka jatuhkan atau disembunyikan dengan cepat. Semua kecepatan tangan," kata Bonik.
Untuk itu wisatawan diminta untuk berhati-hati ketika memilih money changer. Kemudian, hitung kembali uang yang diterima. Jangan sampai tertipu dan baru menghitungnya di rumah.
detikers sendiri pernah mengalami kejadian serupa?
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol