"Kebakaran diduga terjadi akibat aktivitas alam berupa pergesekan longsoran batu dari puncak selatan Rinjani, sehingga menimbulkan percikan api dan membakar rumput savana," kata Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II BTNGR, Benediktus Rio Wibawanto saat dimintai konfirmasi, Jumat (11/10/2019).
Kebakaran hutan itu terjadi pada hari Jumat 4 Oktober 2019 sekitar pukul 11.00 Wita. Petugas TNGR pada Resort Kembang Kuning mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi kebakaran hutan di Lereng Puncak Selatan Rinjani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Kebotakan di Hutan Konservasi Gunung Rinjani
Petugas TNGR segera melakukan koordinasi dengan warga setempat untuk melakukan pemadaman kebakaran. Tim gabungan pun dibentuk dan berjumlah 20 orang berangkat menuju lokasi sekitar pukul 15.00 Wita.
Kondisi medan yang terjal dan sulit dilewati membuat waktu tempuh menuju lokasi sedikit terlambat. Tim sampai di lokasi yang terbakar pada keesokan harinya. Setelah sekian jam berjibaku, api kemudian berhasil dipadamkan.
![]() |
Berdasarkan hasil analisis BTNGR menyebut luas lokasi yang terbakar sekitar 150 hektar dengan vegetasi yang terbakar berupa rumput savana, pohon bakbakan, sentigi gunung, anggrek, picanium, dan pohon cemara.
BTNGR memberikan apresiasi atas informasi dan partisipasi semua pihak, sehingga upaya pemadaman segera dapat dilakukan dan kebakaran hutan tidak meluas.
"Waspada kebakaran hutan, mari gunakan api secara bijak dan terkendali agar hutan bebas dari kebakaran," imbaunya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum