"Ya kita mengarah ke sana. Target di eksekutif Desember ini selesai, tentang kualitas penyelenggaraan kepariwisataan Bali sekarang hampir selesai draft awalnya, tinggal diskusi lagi," kata Koster kepada wartawan di Denpasar, Bali, Selasa (16/10/2019).
Dari catatan detikcom, kasus pelecehan oleh turis di tempat suci di Bali sudah beberapa kali terjadi. Agustus lalu, misalnya, ada dua turis asal Ceko yang dinilai melecehkan pura di kawasan Monkey Forest Ubud, karena menggunakan tirta suci untuk 'cebok'. Pasangan itu akhirnya minta maaf dan melakukan upacara guru piduka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
BACA JUGA: Kisah Turis Nakal di Bali, Pipis & Bercinta di Tempat Suci
Celakanya, kasus-kasus turis yang melecehkan tempat suci di Bali sudah seringkali terjadi. Sebenarnya, beberapa pengelola tempat suci seperti pura dan pemda setempat sudah membuat aturan. Hanya saja, sulit terkontrol turis-turis yang berulah itu.
Sejak pertengahan tahun 2019 ini, Wayan Koster juga sudah menegaskan aturan atau semacam perda (peraturan daerah) yang mengatur etika turis saat berwisata di Bali. Demi mencegah hal-hal buruk lainnya terjadi lagi.
"Tentu harus memberikan arahan, baik yang ada di Bali maupun pariwisata itu sendiri, agar menghormati budaya Bali, etika, dan estetika ketika berwisata ke Bali," kata Koster seusai apel HUT Provinsi Bali di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Rabu (14/8/2019) lalu.
BACA JUGA: Semoga Tidak Ada Lagi, Turis Cebok di Tempat Suci Bali
(ams/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol