Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II BTNGR, Benediktus Rio Wibawanto saat dimintai konfirmasi, Jumat (18/10/2019) menjelaskan kronologi kebakaran hutan Yang terjadi pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 sekitar pukul 14.00 Wita.
Dijelaskannya petugas Resort Sembalun mendapatkan informasi dari Irjan, warga Dusun Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun bahwa telah melihat titik api yang diperkirakan berada di lokasi sebelah barat sungai Kokoq Putih dan di bagian barat Pos II Sembalun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada pukul 19.00 WITA, Hotspot dapat terpantau dari arah Sembalun. Kepala Resort Sembalun segera melakukan koordinasi dengan Polsek Sembalun dan Koramil Sembalun untuk membentuk Tim Dalkarhut. Tim Dalkarhut bersama 3 orang anggota Polsek Sembalun berangkat menuju Pos II Jalur Pendakian Sembalun untuk melakukan size up.
Setibanya di Pos II Jalur Pendakian Sembalun, Tim Dalkarhut melakukan pemantauan visual hotspot.
"Dari hasil pemantauan visual, hotspot berada sangat jauh dari Pos II dengan topografi lokasi berlereng sehingga akses ke hotspot sangat sulit," kata dia.
BACA JUGA: Keindahan Rinjani yang Tak Pernah Lupa dari Ingatan
Keesokan harinya pada Rabu (16/10) pukul 08.00 Wita, Tim Dalkarhut menyiapkan tim bantuan untuk melakukan pemadaman awal, yaitu 1 orang Polhut dan 4 orang masyarakat. Lalu tim bantuan tersebut berangkat ke lokasi kebakaran di Gunung Rinjani dan tiba pada pukul 14.00 Wita.
Berdasarkan informasi yang dilaporkan pada pukul 14.30 Wita, Tim bantuan kesulitan untuk melakukan pemadaman awal dikarenakan kondisi lokasi kebakaran tertutup kabut. Kemudian tim bantuan menuju Pos IV Jalur Pendakian Sembalun.
![]() |
Pada pukul 17.30 WITA, tim bantuan melaporkan bahwa api sudah merambat ke savanna dan rumput di sekitar jalur pendakian Rinjani. Namun, tidak ditemukan dan didapatkan informasi adanya korban jiwa.
Kondisi cuaca cerah dan kabut mulai hilang sekitar pukul 20.00 Wita. Kondisi ini memudahkan tim untuk memantau hotspot. Terlihat hotspot mengarah ke Plawangan Sembalun dan jalur pendakian lama.
Namun tim belum dapat melakukan pemadaman dikarenakan medan lapangan yang relatif sulit dan kondisi angin cukup kencang. Pada pukul 21.00 Wita, petugas Resort Sembalun kembali melakukan koordinasi dan persiapan penambahan personil Dalkarhut lanjutan.
Hari Kamis, (17/10) pukul 05.40 Wita, dari pos IV Jalur Pendakian Sembalun terpantau kondisi hotspot sangat kecil, diduga berasal dari batang pohon yang terbakar. Tetapi api besar tidak terlihat. Api yang berada di jalur pendakian telah padam.
BACA JUGA: 7 Fakta Gunung Rinjani, yang Punya Fenomena 'Topi Awan'
Luas area yang terbakar diperkirakan sekitar lebih dari 60 hektar. Penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan. Vegetasi terbakar yang dapat diidentifikasi berupa rumput, alang-alang, perdu, pohon cemara gunung, pohon bakbakan, dan lain-lain.
![]() |
Pukul 07.00 WITA, tim Dalkarhut melakukan giat moping up pada jalur pendakian Sembalun dan sekitarnya. Hasil pantauan tim Dalkarhut di lokasi Plawangan Sembalun pada pukul 12.30 WITA, tidak terlihat hotspot dan api dinyatakan padam.
"Kepada para pendaki diharapkan untuk selalu berhati-hati dan waspada saat melewati jalur pendakian Gunung Rinjani dan melaporkan kepada petugas apabila melihat hotspot atau titik api," imbaunya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!