Sebelumnya, pada masa kepemimpinan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kemenpar memiliki program Go-Digital yang menjadi salah satu program strategis dalam menghadapi era industri 4.0. Tujuannya adalah mencapai target 20 juta wisatawan mancangera pada 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokus digital tourism bukan hanya mempromosikan pariwisata ke mancanegara. Fokus digital tourism adalah memastikan keamanan wisatawan bila ada dalam kondisi-kondisi darurat," ujar Taufan saat dihubungi detikcom.
Ia mencontohkan bagaimana teknologi digital dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mengetahui kantor polisi atau fasilitas kesehatan terdekat lewat satu aplikasi.
Dengan adanya sistem yang terintegrasi seperti ini akan membuat institusi yang terkait juga bertanggung jawab pada kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia.
Menurut Taufan, Indonesia juga bisa belajar konsep zero crime yang ada di Uni Emirate Arab. Di sana, apabila dompet wisatawan jatuh maka aparat akan mengecek semua CCTV dan memastikan bahwa barang itu tidak hilang. Contoh lain adalah ketika wisatawan mengalami kejadian perampokan, polisi pun bisa segera datang.
(krs/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!