Menjejakkan kaki di Pantai Pasir Panjang atau Ngurbloat, Maluku Tenggara adalah salah satu pengalaman yang harus dirasakan sekali seumur hidup. Betapa tidak, pasir di pantai ini benar-benar menawarkan sensasi istimewa karena sangat halus. nggak percaya? Traveler bisa membandingkan dengan tepung atau bisa berjalan di atas pasir putih ini sambil bertelanjang kaki.
![]() |
Makanya National Geographic menjadikan pantai ini sebagai salah satu pantai dengan pasir terhalus di dunia. Daya tarik inilah yang membuat wisatawan betah berlama-lama di sini. Tua muda, pria wanita semua tumpah ruah di sini. Ada yang bermain pasir atau mandi-mandi. Mau nikmati sunset sambil minum es kelapa dan pisang goreng enbal dicocol sambal tomat? Bisa banget. Siapa sih yang tak terpana dengan semburat jingga yang jadi pemandangan mewah. Apalagi kalau bukan senja.
Jacob asal Belanda adalah salah satunya. Dia bahkan sudah 4 kali ke sini hanya karena jatuh cinta dengan Pantai Ngurbloat. "Kenapa kami kembali lagi karena kami suka karena pantai bagus, orang-orangnya baik dan semuanya baik-baik. Itu alasan utamanya kami kembali ke sini. Kembali ke ini karena ini," jelasnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
![]() |
Pantai ini berada di Desa Ngilngof, Maluku Tenggara yang sudah paham betul memanfaatkan dana desa untuk pengelolaan pantai ini serta masyarakat yang sadar akan desa wisata. "Pantai Ngurbloat di Desa Ngilngof panjangnya kurang lebih 3 kilo, menurut informasi termasuk yang terhalus sama dengan tepung lalu putih. Biasanya hari Minggu sangat ramai dikunjungi pengunjung. Kami di sini punya fasilitas cottage yang punya masyarakat," jelas Kades Ngilngof , Albert Tethool
Dari dana desa tahun sekitar Rp 900 juta, diketahui juga berbagai fasilitas dibangun, seperti toilet dan lainnya. "Ke depan sudah dimasukan ke program inovasi desa, ada rencana membangun wahana anak-anak wisata Ngurbloat karena selama ini gak ada," tukasnya.
Sementara itu, Ketua BumDes atau BumO Desa Ngilngof Kaspar Maturbongs mengatakan dari pengunjung, desa sudah bisa mengantongi Rp 50 sampi 60 juta per bulan. "Meningkat terus sejak 2016 peningkatan sekitar 30 juta per tahun. Per hari untuk tahun ini pengunjung lokal 4 ribuan sampai 10 ribu kalau pengunjung asing 100-an sampe 200-an per bulan. Wisatawan asing ada yang dari Australia, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman," jelas Kaspar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, menurutnya, kesejahteraan pun semakin terlihat berkat wisatawan yang datang. Bahkan banyak warganya yang sudah pindah profesi menjadi bagian dari pengelolaan wisata.
"Kesejahteraan sudah kelihatan dulu susah payah dan tidak punya pendapatan seiring waktu kesejahteraan timbul langsung maupun tidak langsung," tutupnya.
Untuk mencapai pantai memikat ini, traveler bisa terbang dari Ambon menuju Langgur lalu menyewa mobil. Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke tempat ini dari Bandara Karel Sadsuitubun. Tiket masuk pun murah Rp 10 ribu untuk motor dan Rp 20 ribu untuk mobil. Untuk mengetahui informasi lainnya dari Kemendes PDTT klik di sini.
(mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!