Kadisparbud DKI Jakarta, Kursi Panas yang Silih Berganti

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kadisparbud DKI Jakarta, Kursi Panas yang Silih Berganti

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 01 Nov 2019 21:45 WIB
Ilustrasi ondel-ondel (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Baru-baru ini Kadisparbud DKI Jakarta, Edy Junaedi, mengundurkan diri. Bicara posisi utama di pariwisata DKI Jakarta itu, memang silih berganti.

Baru 8 bulan menempati posisi Kadisparbud DKI Jakarta, Edy Junaedi tiba-tiba mundur dari posisinya terhitung sejak 31 Oktober 2019 kemarin. Sontak hal itu cukup mengagetkan pihak Pemprov DKI Jakarta, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Per tanggal 31, semalam dia mengundurkan diri. Ya mengundurkan diri saja atas permintaan pribadi, alasannya ya pribadi yang tahu dia," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta, Chaidir saat dikonfirmasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditelusuri detikcom, Jumat (1/11/2019), Edy dilantik menjadi Kadisparbud DKI pada 25 Februari 2019. Dia merupakan satu dari 1.125 pejabat yang dilantik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sebelum jadi Kadisparbud, Edy pernah menduduki posisi Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).



Pekan lalu, Disparbud sempat jadi sorotan setelah ramai munculnya anggaran influencer pariwisata senilai Rp 5 miliar. Saat itu, Edy menyatakan anggaran sudah dihapus sejak awal Oktober. Adapun, Chaidir mengatakan pengunduran diri tersebut tidak berkaitan dengan masalah pada tugas-tugas Edy.

Diketahui, anggaran KUA-PPAS terkait influencer di Disparbud DKI sebesar Rp 5 miliar sempat menjadi sorotan. Chaidir juga berpendapat tidak ada masalah yang dialami Edy selama menjabat.

"Tidaklah, tidak ada kaitan ke situ. Dia mau mengundurkan diri saja," tuturnya.

Mundurnya Edy dari jabatannya sebagai Kadisparbud DKI Jakarta dalam rentang masa kerja 8 bulan kian menambah panjang deretan Kadisparbud DKI Jakarta yang usai tugas sebelum waktunya.



Sebelum Edy, ada juga nama Tinia Budiati, mantan Kadisparbud DKI Jakarta yang dicopot oleh Gubernur Anies Baswedan. Diketahui, Tinia hanya menjabat posisi Kadispar DKI Jakarta selama satu tahun atau dua bulan lebih lama dari Edy.

Tinia dilantik pada 13 Juni 2017 lalu. Saat itu Jakarta masih dipimpin Djarot Saiful Hidayat. Pergantian tampuk kepemimpinan ibu kota ke tangan Gubernur baru Anies Baswedan pada akhir 2017 tak menggoyahkan posisinya. Tinia bertahan sebagai Kadisparbud DKI Jakarta.

Nama Tinia mulai muncul saat Pemprov DKI sedang galak-galaknya menertibkan tempat hiburan malam. Tinia memerintahkan anak buahnya melakukan investigasi di tempat karaoke 4play milik Alexis yang disebut melakukan praktik prostitusi pada awal 2018.

Di akhir jabatannya, Tinia mengadakan kembali event tahunan Jakarnaval. Pertunjukan itu sempat dihentikan 2 tahun lalu oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kala itu menjadi gubernur.



Sebelum Tinia, juga ada nama Purba Hutapea yang menempati posisi Kadisparbud DKI Jakarta. Dilantik pada 2 Januari 2015 oleh Ahok atau Basuki T Purnama (BTP), Purba juga sempat bersitegang dengan Ahok lantaran temuan anggaran festival dan promosi pariwisata Jakarta yang mencapai Rp 10 miliar dalam satu malam

Akibatnya pun berbuntut panjang. Pada 26 November 2015, Ahok pun mengeluarkan wacana untuk memutasi pejabat eselon II dan III sehari setelahnya. Nama Purba yang menepati posisi setingkat Eselon II ikut terbawa di dalamnya.

Namun, Purba boleh bersyukur karena masih diberi kesempatan kedua oleh Ahok. Pencopotan jabatan ditunda Ahok hingga Desember 2015 bahkan Januari 2016. Apabila dihitung, Purba menjabat efektif sekitar kurang dari 18 bulan atau 1 tahun 6 bulan hingga diganti oleh Tinia. Tergolong lebih lama ketimbang Edi dan Tinia.

Lalu sebelum Purba Hutapea, ada Arie Budhiman yang menjabat posisi yang sama. Arie pun sempat mendapat teguran dari Ahok terkait anggaran pariwisata yang mencapai 1,2 triliun pada 20 Desember 2014 silam. Tak hanya itu Ahok juga langsung memangkas anggaran tersebut.



Melihat dari Kadisparbud DKI Jakarta yang sudah-sudah, pariwisata DKI Jakarta harusnya banyak bebenah untuk menampilkan citra pariwisata yang baik di mata wisatawan. DKI Jakarta dengan banyak ragam budaya termasuk Betawi tentunya punya banyak nilai jual untuk ditampilkan, tapi hanya kalau persoalan di internal telah rampung.

Mundurnya Edi sebagai Kadisparbud DKI Jakarta pun menimbulkan pertanyaan, berikutnya siapa yang akan menempati kursi panas pariwisata DKI Jakarta? Siapa pun dia, tentu memikul beban berat untuk memajukan pariwisata DKI Jakarta kelak.


(rdy/aff)

Hide Ads