Inilah kisah tidak mengenakkan yang dialami Sarah Aslan beserta rombongannya, pengantin baru dari Melbourne yang baru saja menggelar pesta pernikahan di Bali.
Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Rabu (13/11/2019), saat hendak pulang ke Melbourne naik pesawat Jetstar dengan nomor penerbangan JQ36, masalah pun muncul. Salah satu anggota rombongan Sarah, bernama Mike Mahmoud terlibat keributan dengan kru kabin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya jelas tidak percaya saya arogan, saya hanya ingin pulang," kata Mike seperti dikutip dari gNews.
Akibat konfrontasi itu, Mike, Sarah dan seluruh anggota keluarganya sejumlah 22 orang 'ditendang' keluar dari pesawat Jetstar. Mereka pun terlantar di Denpasar pada pukul 02.00 pagi waktu setempat.
"Secara pribadi, saya emrasa seperti diserang karena etnis kami dan Muslim. Itulah mengapa saya mulai menangis. Saya hanya ingin pulang, saya tidak mau berada di sini lagi," imbuh Sarah.
Setelah dikeluarkan dari pesawat, Sarah bersama keluarganya dibiarkan begitu saja. Mereka kesulitan untuk mendapat akomodasi. Akhirnya mereka, termasuk bayi berusia 4 bulan, terpaksa tidur di terminal bandara.
24 Jam kemudian, maskapai Jetstar akhirnya menerbangkan Sarah dan keluarganya ke Melbourne via Sydney tanpa ada biaya tambahan lagi.
Sementara itu, pihak Jetstar menolak klaim bahwa kru kabin mereka bertindak tidak sopan. Mereka menyebut tindakan itu dilakukan demi keamanan dan kenyamanan bersama.
"Keamanan customer dan kru kabin kami adalah prioritas nomor 1 dan kami tidak menoleransi segala tindakan kasar dan perilaku yang abusif," pungkas juru bicara Jetstar.
Gara-gara insiden ini, Sarah dan keluarganya merasa trauma dan enggan kembali lagi ke Bali. "Saya tidak akan kembali lagi ke Bali. Dan saya tidak akan terbang bersama Jetstar lagi, apapun alasannya," tutup Mike.
Pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai pun telah angkat bicara mengenai kejadian tersebut, apalagi sempat muncul rumor bahwa kejadian ini terkait dengan isu SARA. Kejadian penumpang diturunkan ini sendiri terjadi usai laporan dari awak kabin ke pilot mengenai peringatan yang tidak diindahkan oleh penumpang.
"Pilot kemudian memutuskan kembali ke parking stand nomor 25, dengan selanjutnya kedua penumpang ini diturunkan dari pesawat karena tidak mengindahkan instruksi keselamatan penerbangan dari awak kabin," kata Arie Asanurrohim, Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Peristiwa itu bermula pada Minggu (3/11) malam. Ada dua penumpang yang tidak mengindahkan instruksi awak kabin untuk duduk dan mengencangkan sabuk pengaman. "Istilahnya, penumpang ini adalah unruly passenger. Penumpang yang tidak mengindahkan instruksi keselamatan berpotensi membahayakan diri sendiri, penumpang lain, serta penerbangan itu sendiri."
Dua penumpang tersebut ternyata bersama rombongan 19 penumpang lainnya. Melihat dua rekannya diturunkan, ke-19 penumpang itu juga ikut protes kepada awak kabin, sehingga pilot memutuskan menurunkan ke-19 penumpang lain yang ikut protes.
Arie menambahkan, para penumpang yang terpaksa diturunkan itu akhirnya diberangkatkan kembali ke Melbourne pada Senin (4/11) malam.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum