Venesia yang terkenal dengan kanal, arsitektur historis, dan seni itu mengalami banjir terparah sejak 1872. Air setinggi lebih dari 140 centimeter telah merendam kota itu selama tujuh hari.
Sebagaimana diberitakan Reuters, meskipun air perlahan surut, gambaran kota yang 'tenggelam' itu masih melekat di benak publik. Hal ini menyebabkan terjadinya pembatalan pemesanan hotel sebesar 45 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Venesia merupakan salah satu kota di Eropa yang menjadi favorit wisatawan untuk liburan akhir tahun. Setiap tahunnya, Venesia bisa menarik lebih dari 25 juta pengunjung. Industri pariwisata Venesia bahkan menyumbang sekitar 3 miliar euro atau hampir Rp 47 triliun setiap tahun, dimana pendapatan itu berasal dari hotel dan pertokoan.
"Ini telah menjadi sebuah bencana besar," kata kepala asosiasi penjaga toko Confesercenti, Christina Giussani.
"Hampir 95% toko mengalami kerusakan (dari pasang surut) tetapi kami bekerja keras dan dalam waktu kurang dari seminggu semuanya bersih dan berfungsi kembali," tambahnya.
Ia mengatakan kalau orang-orang ingin membantu Venesia bangkit, mereka sebaiknya datang ke sana untuk belanja Natal.
Walikota Luigi Brugnaro memperkirakan kerusakan akibat banjir November lalu itu mencapai sekitar 1 miliar euro atau nyaris Rp 16 triliun.
Kepala badan wisata lokal Federturismo Veneto, Antonello De' Medici mengatakan, orang luar tidak sadar bahwa air surut dengan cepat yang berarti banyak fasilitas kota yang kembali beroperasi dalam waktu 24 jam setelah banjir.
![]() |
Sebelumnya, media The Sun mengabarkan kalau banjir di Venesia pada November lalu telah merendam sejumlah lokasi wisata, termasuk Basilika St Paul dan St Mark Square. Banjir parah ini juga telah melumpuhkan 85 persen wilayah Venesia.
Kendati demikian, para pelaku wisata begitu cepat tanggap menghadapi banjir dengan segera kembali membuka toko dan restoran setelah banjir surut. Selain itu, pejabat setempat juga memberikan fasilitas berupa jalur pejalan kaki khusus di atas banjir.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum