Safar adalah keluar dari tempat tinggal untuk melakukan perjalanan yang jauh. Selain membaca doa safar perlu diketahui juga adab-adab saat melakukan perjalanan jauh.
Doa safar seperti diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
"Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa: bismillaahi tawakkaltu 'alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah (dengan menyebut nama Allah, yang tidak ada daya tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah), maka dikatakan kepadanya, 'Kamu akan diberi petunjuk, kamu akan dicukupi kebutuhannya, dan kamu akan dilindungi'. Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, 'Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi (oleh Allah)'" (HR. Abu Daud no. 5095, At Tirmidzi no. 3426; dishahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud).
Lalu bagaimana adab safar?
1. Tidak Melakukan Safar Sendirian
Seorang muslim hendaknya tidak melakukan safar sendirian, tetapi mengajak teman. Dianjurkan mengajak teman perjalanan yang sholeh untuk menghindari perilaku maksiat.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dalam hadits riwayat Bukhari bersabda:
لو يعلمُ الناسُ ما في الوَحْدَةِ ما أعلَمُ، ما سار راكبٌ بليلٍ وَحْدَه
"Andaikan orang-orang mengetahui akibat dari bersafar sendirian sebagaimana yang aku ketahui, maka mereka tidak akan bersafar di malam hari sendirian."
2. Boleh Menjamak Salat, Namun Lebih Utama Tidak Dijamak
Kita boleh menjamak atau menggabungkan sholat ketika safar. Zuhur dijamak dengan Asar, Magrib dengan Isya. Namun shlat Subuh dikerjakan pada waktunya dan tidak dijamak dengan salat sebelumnya atau sesudahnya.
Menjamak salat dengan salat sebelumnya dinamakan jamak takdim. Misalnya menggabungkan salat Ashar dengan Zuhur. Sedangkan menjamak sholat dengan sholat sesudahnya dinamakan jamak takhir. Misalnya menggabungkan salat Magrib dan Isya.
3. Dianjurkan Mengqasar Salat
Mengqasar atau meringkas sholat ketika safar lebih dianjurkan. Mengqasar sholat adalah mengerjakan sholat Zuhur atau sholat Asar atau sholat Isya hanya dua rakaat saja. Adapun sholat Magrib dan sholat Subuh tidak bisa diqasar.
Ibnu Umar radhiallahu'anhu mengatakan:
صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ لَا يَزِيدُ فِي السَّفَرِ عَلَى رَكْعَتَيْنِ ، وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَذَلِكَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
"Aku biasa menemani Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan beliau tidak pernah menambah sholat lebih dari dua rakaat dalam safar. Demikian juga Abu Bakar, Umar dan Utsman, radhiallahu'anhum". (HR. Bukhari no. 1102, Muslim no. 689)
Maka mengqasar sholat ketika safar hukumnya sunah muakkadah (sangat ditekankan). Namun jika menyempurnakan rakaat, sholatnya tetap sah.
4. Sholat di Darat
Menghadap kiblat adalah syarat sah salat. Tidak sah salatnya jika tidak dipenuhi. Berdasarkan firman Allah Ta'ala:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya" (QS. Al Baqarah: 144)
Maka sholat wajib yang lima waktu dilakukan di darat saat safar, tidak boleh dikerjakan di atas kendaraan. Karena sulit menghadap kiblat dengan benar.
5. Memperbanyak Doa di Perjalanan
Selama safar, kita dianjurkan memperbanyak doa. Karena ketika safar adalah waktu terkabulnya doa. Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
"Ada tiga doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan lagi tentangnya: doanya seorang yang dizalimi, doanya musafir, doa orang tua terhadap anaknya" (HR. Ahmad 2/434, Abu Daud no. 1536. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah).
Kesepuluh, Segera Pulang Jika Urusan Sudah Selesai
6. Cepat Pulang
Hendaknya orang yang bersafar tidak berlama-lama dan cepat pulang setelah urusannya selesai. Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
السَّفَرُ قِطعةٌ من العذاب؛ يمنعُ أحدَكم طعامَه، وشرابَه ونومَه، فإذا قضى أحدُكم نَهْمَتَه فليُعَجِّلْ إلى أهلِه
"Safar adalah sepotong azab, seseorang di antara kalian ada yang terhalang untuk makan, terhalang untuk minum atau untuk tidur. Maka jika kalian sudah menyelesaikan urusannya, maka hendaknya segera kembali pada keluarganya." (HR. Bukhari no.3001, Muslim no.1927).
Itulah doa safar dan adab-adabnya. Semoga saat safar kita selalu sehat dan kembali seperti sedia kala.
(nwy/erd)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol