Pengelola TNGGP bakal meningkatkan pengawasan di pos masuk dan jalur pendakian. Hal itu untuk mencegah adanya pendakian ilegal selama penutupan.
"Kita harus memberikan kesempatan alam untuk beristirahat sejenak dengan tujuan memulihkan kembali ekosistem," ungkap Humas Balai Besar TNGGP, Ade Bagja Hidayat, Sabtu (21/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih saja ada oknum pendaki yang membuang sampah sembarangan di dalam kawasan konservasi. Perilaku tersebut bisa merusak alam," jelasnya.
Selain mengembalikan ekosistem, kondisi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini juga menjadi alasan dilakukannya penutupan. Sehingga hal yang tidak diharapkan dan berpotensi menimpa pendaki bisa diantisipasi.
"Saat ini cuacanya sedang ekstrem, terutama di puncak (Gunung Gede Pangrango), hujan deras dan angin kencang," ujar dia.
Adi menambahkan, pihaknya juga akan meningkatkan pengawasan dan patroli mulai dari pos masuk hingga sejumlah jalur pendakian. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pendakian ilegal yang memaksa masuk ke dalam kawasan konservasi.
"Kami libatkan juga para relawan, termasuk masyarakat di sekitar hutan untuk turut bersama-sama menjadi kelestarian alam Gede Pangrango ini," ucapnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Mengenal Kereta Lambat yang Dinaiki Kim Jong Un ke China
10 Negara yang Mengeluarkan Travel Warning ke Indonesia karena Demo
10 Hotel Terbaik Dunia 2025 Ada Resor Mewah di NTT, Indonesia