Pemantauan gerhana matahari cincin yang digelar Kantor Wilayah Kemenag Aceh dipusatkan di halaman masjid Baiturrahmah, Simeulue, Aceh, Kamis (26/12/2019). Warga lintas usia memadati lokasi sejak pagi. Di sana disediakan 10 teleskop untuk pemantauan serta masyarakat dibagikan kacamata berfilter khusus.
Puncak gerhana matahari cincin di kabupaten penghasil lobster ini terjadi pukul 11.55 WIB. Matahari berubah berbentuk cincin karena tertutup bulan. Cuaca di lokasi menjadi agak gelap seperti mendung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh M Daud Pakeh, pihaknya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait penyebab dan latar belakang terjadinya gerhana.
"Makanya kita hadirkan khatib yaitu pakar astronomi. Ini penting untuk masyarakat kita dan generasi muda memahami latar belakang terjadinya gerhana apakah gerhana bulan atau matahari," kata Daud kepada wartawan di Simeulue.
Alasan lainnya, sebut Daud, yaitu pulau Simeulue yang termasuk daerah tertinggal, terluar dan terpencil (3T) seharusnya menjadi perhatian semua pihak. Kemenag Aceh sudah menjadikan daerah yang terkenal dengan kuliner memek ini sebagai daerah binaan.
"Kami sering ke Simeulue, termasuk kita fokus pendidikan dan pondok pesantren di sini," jelas Daud.
"Ini sekaligus dengan peristiwa gerhana matahari cincin kita ingin meramaikan Simeulue dari segi pariwisata. Seharusnya ini pariwisata mengambil peran penting bagaimana bisa menghadirkan para wisatawan ke Simeulue sekaligus mengangkat wisata religi saat terjadi gerhana," ungkap Daud.
Baca juga: Legenda Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan |
Ketika gerhana matahari berlangsung, masyarakat dan wisatawan yang berada di halaman masjid melaksanakan salat kusuf. Setelah salat, giliran khatib menyampaikan khutbah tentang gerhana.
"Di sini kita beribadah sama-sama. Ini peluang sebenarnya untuk memperkenalkan potensi Simeulue kepada masyarakat luar. Kemenag tidak hanya berperan membangun umat disegi agama saja tapi juga di sektor lain punya keterkaitan semuanya," bebernya.
Menurut Daud, dengan ramai orang datang ke Simeulue akan memajukan pariwisata serta meningkatkan ekonomi warga.
"Mungkin sekali orang datang melihat keindahan Simeulue, ke depan mungkin akan balik lagi karena Simeulue ini juga punya potensi luar biasa," sebutnya.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!