Awal tahun ini akan dibuka dengan fenomena perihelion. Istilah perihelion berasal dari kata Yunani yaitu 'peri' yang artinya dekat dan 'helios' yang artinya matahari.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa istilah perihelion merujuk pada fenomena tahunan di mana posisi bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari, sang bintang raksasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Travel+Leisure, Kamis (2/1/2020), puncak perihelion ini sendiri akan terjadi pada 5 Januari 2020 mendatang. Cuma beberapa hari usai pergantian tahun.
Pada saat itu, bumi akan berjarak sekitar 146-147 juta kilometer dari matahari. Fenomena ini selalu terjadi setelah titik balik matahari (solstis) pada bulan Desember.
Jika jarak bumi berada pada titik terdekat dengan matahari, apakah suhu bumi akan terasa panas? Ternyata tidak demikian. Faktanya, suhu rata-rata bumi malah menjadi lebih dingin ketika perihelion.
Baca juga: Es Antartika Meleleh, Turis Malah Kian Ramai |
Saat perihelion terjadi, belahan bumi yang paling banyak terpaparan sinar matahari adalah belahan bumi bagian selatan (BBS). BBS ini terletak di selatan garis khatulistiwa yang meliputi benua Antartika, Australia, sebagian Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Di selatan juga ada empat samudra yaitu Hindia, Pasifik, Atlantik, dan Antartika.
Dengan kata lain, BBS ini memiliki wilayah yang didominasi lautan. Lautan sendiri memikili sifat yang lebih lambat menerima dan melepaskan panas. Itulah mengapa bumi justru akan menjadi lebih dingin di bulan Januari.
Sebaliknya, ketika terjadi apelion dimana posisi bumi terjauh dengan matahari, bumi akan terasa lebih panas. Hal ini terjadi karena belahan bumi bagian utara (BBU) yang didominasi daratan mendapatkan paparan sinar matahari lebih banyak. Sifat daratan sendiri lebih mudah panas daripada lautan yang luas. Apelion ini biasanya terjadi pada bulan Juli.
Namun perlu diingat, fenomena perihelion atau apelion ini bukanlah penyebab utama perubahan temperatur atau cuaca di suatu daerah. Jika minggu ini kalian sedang liburan di suatu daerah dan merasakan suhu yang lebih dingin dari biasanya atau mendapati cuaca dengan curah hujan tinggi, itu bukan dampak perihelion melainkan perubahan musim.
Traveler yang punya rencana melancong pada bulan Januari ini sebaiknya mempersiapkan diri untuk menghadapi suhu dingin dan curah hujan tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem mulai 5-10 Januari 2020 yang akan melanda wilayah barat Sumatera dan Pulau Jawa.
(krs/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol