Adanya cuaca ekstrem membuat beberapa wilayah Indonesia mengalami banjir parah. Bukan hanya Jabodetabek, namun beberapa destinasi liburan pun perlu peningkatan kewaspadaan.
"Pada awal Desember 2019, arus di Laut Jawa bergerak ke timur karena dorongan angin dari barat, sebagian besar akan berbelok masuk ke Selat Lombok, melewati Selat Lombok menuju ke Selatan. Kemudian arus berbelok ke dua arah, yaitu arah Barat dan Barat laut ketika keluar di Selatan Selat Lombok," ujar Dr Ing Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, Senin (6/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan kedua arus tersebut membangkitkan arus pusaran yang searah jarum jam (Siklonik Eddy) di selatan Selat Bali. Gaya konvergensi massa air yang
dibangkitkan oleh arus pusaran ini mengakibatkan massa air di lapisan bawah pada kedalaman tertentu terdorong menuju ke atas atau ke permukaan atau terjadinya upwelling.
Upwelling merupakan pengangkatan massa air dari lapisan dalam ke lapisan permukaan laut. Pengangkatan massa air ini kaya akan nutrien dan mineral.
"Hal ini menjadi sebuah anomali yang unik karena siklonik upwelling di selatan Jawa dan Bali umumnya pada kondisi normal berakhir pada Oktober, namun ternyata masih dijumpai kemunculannya hingga menjelang akhir Desember 2019," ujar Widodo.
Fenomena ini mungkin disebabkan adanya pengaruh dari Indian Ocean Dipole (IOD) positif yang ekstensif hingga akhir tahun 2019, seperti yang diprediksikan oleh BMKG.
"Arus susur pantai selatan Jawa yang bergerak menuju ke timur semakin menguat intensitasnya ketika memasuki awal Januari 2020. Hal ini wajib menjadi perhatian bagi para wisatawan yang berkunjung di pantai-pantai wisata yang banyak berlokasi di sepanjang selatan Jawa," ungkap Widodo.
Area pantai yang mesti diwaspadai adalah Pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Pantai Jayanti di Cianjur, Pantai Batu karas di Pangandaran, Pantai Karang Bolong di Kebumen, Pantai Parang Tritis di Yogyakarta, Pantai Watu Leter di Malang, dan pantai-pantai wisata lain di sekitarnya.
"Kekuatan arus susur selatan Jawa tersebut berkisar antara 0,75 meter per detik hingga 1 meter per detik, sehingga dalam waktu 10 menit bisa diestimasi memindahkan posisi material, dengan berat jenis lebih rigan daripada berat jenis massa air laut, sejauh 450 meter atau 600 meteran ke arah timur dari posisinya semula," tutup Widodo.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour