Kenalan dengan Hanbok, Pakaian Warna-Warni Khas Korea

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kenalan dengan Hanbok, Pakaian Warna-Warni Khas Korea

Putu Intan Raka Cinti - detikTravel
Kamis, 09 Jan 2020 18:42 WIB
Hanbok, pakaian tradisional Korea (Foto: iStock)
Jakarta -

Kalau Jepang punya kimono, Korea juga punya pakaian tradisional kaya warna sarat kultur yang disebut hanbok.

Traveler yang pernah berkunjung ke Negeri Ginseng atau hobi nonton drama Korea pasti kenal dengan hanbok, pakaian tradisional Korea yang populer akan keindahan warnanya. Kendati telah berusia berabad-abad, pakaian ini tetap eksis digunakan dalam berbagai acara dan menjadi ikon penting bagi Korea.

Nama hanbok berasal dari kata Korea yaitu han yang berarti orang dan bok yang berarti pakaian. Jadi, hanbok dapat diartikan sebagai pakaian orang-orang Korea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada dasarnya hanbok ini dibagi menjadi dua bagian yaitu atas dan bawah. Untuk perempuan, hanbok terdiri atas jeogori yang bentuknya seperti bolero atau rompi dan bagian bawahnya adalah chima atau rok. Sedangkan untuk laki-laki terdiri atas jeogori dan bagian bawahnya adalah baji atau celana.

Selain dua bagian utama ini, ada pula kerah putih di sepanjang garis leher yang disebut sebagai dongjeong. Kemudian garis melingkar di tepi jeogori yang disebut baerae. Setelah itu ada juga otgoreum yang diletakkan di bagian depan chima.

Untuk semakin mempercantik tampilan pengguna hanbok ada beberapa aksesoris pelengkap yaitu gache (wig) dan binyeo (tusuk konde) yang dikenakan perempuan. Sementara laki-laki akan mengenakan gat (topi) yang terbuat dari anyaman. Sebelum mengenakan alas kaki, baik perempuan maupun laki-laki akan mengenakan kaos kaki yang disebut Beoseon.

Hanbok sendiri ternyata punya sejarah panjang dan berkembang dari masa ke masa. Dikutip dari buku Traditional Korean Costume, model dasar pakaian tradisional Korea itu pertama kali ditemukan pada masa tiga kerajaan yang berkuasa di Semenanjung Korea yaitu Goguryeo, Baekje, dan Silla. Ketiga kerajaan ini diperkirakan berdiri sekitar abad awal sebelum Masehi.

Bentuk awal pakaian itu terinspirasi dari gaya pakaian penduduk nomaden Asia Utara yang berguna untuk melindungi tubuh dari suhu dingin. Selain itu pakaian juga didesain longgar yang bertujuan agar pemakainya bebas bergerak.


Dilansir dari Culture Trip, hanbok sendiri memiliki makna filosofis dimana melalui pakaian tersebut orang Korea ingin dikenal sebagai masyarakat yang menyukai sesuatu yang alami, ingin mendapatkan perlindungan dan berkat, serta sebagai gaya Konfusianisme.

Desain umum hanbok bertujuan untuk menciptakan aliran garis dan sudut yang halus. Keseimbangan dari baerae melengkung dengan sudut tajam dari dongjeong menggambarkan kelembutan dan keanggunan dari estetika tradisional Korea.

Nah, setelah masa tiga kerajaan, pada era Dinasti Joseon (1392-1910) fungsi pakaian berkembang sebagai pembeda status sosial antara bangsawan dan rakyat biasa. Pakaian juga digunakan untuk membedakan kelompok usia seseorang. Segala perbedaan itu tercermin dari warna, bahan, motif, dan gaya pada saat itu.

Warna-warni hanbokWarna-warni hanbok Foto: iStock



Makna di balik warna-warna hanbok

Seperti telah disinggung di awal, hanbok merupakan pakaian tradisional yang populer dengan keanekaragaman warnanya. Setidaknya ada 5 warna utama yang mencerminkan 5 elemen, yaitu putih (logam), merah (api), biru (kayu), hitam (air), dan kuning (bumi). Kelima warna ini juga mencerminkan teori Yin dan Yang. Warna merah, kuning, dan putih merupakan energi Yang sedangkan hitam dan biru merupakan energi Yin.

Selain itu, kelima warna ini juga melambangkan lima arah mata angin, dimana kuning menjadi pusatnya. Warna kuning ini dianggap sebagai warna tertinggi dan biasanya akan ditemukan dalam hanbok raja.

Sementara itu warna biru melambangkan timur yang juga bermakna musim semi. Warna biru sendiri kerap digunakan untuk menunjukkan arti kehidupan, kelahiran, dan harapan. Di sisi lain, warna putih mewakili arah barat dan musim gugur. Putih mencerminkan kesucian, ketulusan, dan integritas.


Kemudian warna merah yang melambangkan selatan juga dimaknai sebagai musim panas. Warna merah juga dipercaya sebagai warna untuk mengusir roh jahat.

Kebalikan dari selatan adalah arah utara yang dilambangkan dengan warna hitam. Warna ini juga mencerminkan musim dingin dan menandakan sinar malam hari, kesengsaraan, sampai kematian. Itulah mengapa ketika orang meninggal, masyarakat Korea akan mengenakan pakaian hitam.

Warna yang digunakan pada Hanbok juga dapat menjadi simbol posisi sosial dan status pernikahan. Sebagai contoh, warna cerah biasanya digunakan anak-anak dan perempuan sedangkan warna yang lebih gelap akan digunakan perempuan dan laki-laki yang usianya tua.

Pada masa Joseon terdapat aturan dimana masyarakat kelas atas akan menggunakan hanbok beragam warna. Secara kontras, rakyat jelata diharuskan untuk mengenakan pakaian putih tetapi mereka akan mengenakan warna pink pucat, hijau muda, abu-abu dan hitam pada acara-acara khusus.

Kenalan dengan Hanbok, Pakaian Warna-Warni Khas KoreaHanbok (Foto: iStock)


Kelas sosial masyarakat tercermin dari bahan hanbok yang dikenakan

Posisi sosial seseorang juga dapat diidentifikasi dari materi hanboknya. Masyarakat kelas atas akan mengenakan hanbok dari kain rami yang ditenun dengan erat. Pada musim panas mereka bisa mengenakan hanbok berbahan ringan sedangkan saat musim dingin akan mengenakan sutra polos atau bermotif.

Berbeda dengan masyarakat kelas atas, masyarakat kelas bawah atau warga biasa akan mengenakan hanbok berbahan kapas.


Motif hanbok yang menyimpan berbagai harapan

Jika traveler perhatikan, setiap hanbok bisa jadi memiliki motif yang berbeda-beda. Motif tersebut ternyata tidak hanya untuk estetika tetapi juga merepresentasikan harapan bagi pemakainya.

Motif bunga peony pada hanbok pernikahan misalnya, mewakili keinginan akan kehormatan dan kekayaan. Motif lain seperti bunga teratai menyimbolkan harapan untuk kaum bangsawan. Sementara itu motif delima atau kelelawar menggambarkan keinginan untuk memiliki anak.

Jika pengguna hanbok adalah keluarga kerajaan dan pejabat tinggi, motif yang umumnya dikenakan adalah naga, burung api (phoenix), burung bangau, dan harimau.

Kenalan dengan Hanbok, Pakaian Warna-Warni Khas KoreaHanbok (Foto: iStock)


Perkembangan hanbok

Serupa dengan nasib kimono, penggunaan hanbok juga sempat tergeser dengan pakaian impor khas barat pada awal abad ke-19. Saat ini kita juga bisa melihat perkembangan fesyen Korea Selatan yang modern bahkan sampai menjadi tren di dunia.

Pakaian formal dan kasual kini telah digunakan sebagian besar masyarakat sedangkan hanbok lebih sering digunakan pada perayaan pernikahan, tahun baru Chuseok, ritual leluhur, dan perayaan ulang tahun anak atau yang disebut dol.

Meskipun begitu, desain hanbok terus dikembangkan sampai saat ini. Salah satu inovasi yang dilakukan sejumlah desainer adalah membuat hanbok modern yang sempat dipamerkan pada New York Fashion Week.


Halaman 3 dari 4
(msl/krs)

Hide Ads