KAI Operasikan Kereta Uap di Tengah Kota Solo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

KAI Operasikan Kereta Uap di Tengah Kota Solo

Bayu Ardi Isnanto, Ahmad Syauqi - detikTravel
Jumat, 07 Feb 2020 07:05 WIB
lokomotif uap
Lokomotif uap yang didatangkan dari TMII siap beroperasi. (Bayu Ardi Isnanto/detikSport)
Solo -

Salah satu lokomotif uap yang didatangkan dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) oleh KAI siap beroperasi di Solo. Lokomotif itu menjadi pelengkap keberadaan kereta wisata Sepur Kluthuk Jaladara.

Lokomotif uap dari TMII itu buatan Jerman tahun 1921 dan didatangkan ke Solo pada November 2016. Tapi, lokomotif tua itu harus direstorasi terlebih dahulu sebelum turun ke jalan.

Restorasi sempat terkendala masalah suku cadang dan minimnya teknisi yang memahami kereta tua. Akhirnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mendatangkan sejumlah teknisi yang sudah pensiun untuk menanganinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sparepart kami carikan ke loko uap yang lain. Ada beberapa yang kami pesankan, tapi tidak pesan ke pabriknya karena sudah nggak ada. Aksesoris sparepart kami pesankan ke dalam negeri," Kepala PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Purwanto, di Stasiun Purwosari, Kamis (6/2/2020).

Lokomotif sepanjang 12,65 meter itu mulai digarap di Balai Yasa Yogyakarta pada 18 April 2019. Pengerjaan rampung dan diuji coba pada 5 November 2019. Perbaikan menghabiskan dana sekitar Rp 2 miliar.

ADVERTISEMENT

Lokomotif jenis D1410 - Ex SS 1410 tersebut dibawa dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ke Stasiun Purwosari Solo pada Kamis (6/2). Berangkat pukul 09.25 WIB, kereta tiba pukul 15.30 WIB.

Waktu perjalanan cukup lama karena lokomotif berjalan tanpa bantuan dengan kecepatan 20 km/jam hingga beristirahat di Klaten. Dari Klaten, lokomotif dibantu didorong sampai ke Solo untuk menghemat waktu.

"Karena untuk memanasi bahan bakar lagi butuh tiga jam, sehingga kita putuskan dibantu didorong sampai ke Solo," kata Eko yang turut serta mengoperasikan lokomotif.

Sementara itu, koordinator restorasi, Suharyanto, memastikan lokomotif siap beroperasi. Meskipun, dalam pengoperasian perdana hari ini masih terdapat kendala.

"Tadi, mendadak gelas duga di kanan itu mulai meragukan kinerjanya karena itu kan sebagai pedoman kita untuk keselamatan ketel. Saya putuskan api dikeluarkan. Kalau tidak, nanti bisa meledak," ujar dia.

Menurutnya, ketel hanya butuh dibersihkan karena terakhir dipakai sejak pertama uji coba, 5 November 2019 lalu. Seharusnya, kereta harus dioperasikan setiap hari agar optimal.

"Kalau dipakai setiap hari justru malah bagus, tetapi harus ada batasannya. Paling tidak ya dipanasi saja," kata dia.

Selama ini, kereta uap Jaladara buatan tahun 1896 hanya beroperasi dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Kota. Suharyanto menegaskan lokomotif yang baru mampu menempuh rute hingga Stasiun Wonogiri.

Kepala Dinas Perhubungan Surakarta, Hari Prihatno, mengatakan masih akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan pengoperasian lokomotif baru itu.

"Nanti bisa lebih jauh, sampai Sukoharjo atau Wonogiri. Tapi masih akan kita bahas dengan PT KAI dan pihak-pihak lain," kata Hari.

Selama ini, kata Hari, kereta uap Jaladara rata-rata mendapatkan pesanan 80 trip setahun. Dia berharap dengan adanya lokomotif baru dapat beroperasi lebih banyak lagi.

"Rata-rata 80 trip setahun. Tentu dengan adanya lokomotif baru ini bisa untuk ganti-gantian sehingga bisa lebih banyak menerima pesanan," kata dia.


Hide Ads