"Salah satunya vandalisme corat-coret yang sudah menurun untuk di tahun 2019 dari 2018 itu dari jumlah vandalisme 5 turun menjadi 2 untuk grafiti sehingga tidak banyak. Vandalisme yang sulit kita kontrol saat ini adalah permen karet," kata Hari.
Menurut Hari, jika pengunjung memperhatikan secara detail para teras atau stupa, kemudian di lantai 7,8, 9 dan 10 ada noda putih-putih yang berbentuk bulat. Noda putih tersebut adalah permen karet.
![]() |
"Apabila bapak ibu memperhatikan secara detail pada lantai, pada stupanya akan ada noda putih-putih, berbentuk bulat, itu adalah noda-noda permen karet yang dihasilkan oleh pengunjung. Tentu saja susah kita kontrol. Kita tidak mungkin kan orang masuk sini,'mas mulutnya dibuka mas, ada permen karetnya tidak", itulah yang sulit kita kontrol," katanya.
"Petugas yang berjaga di lapangan tentu saja mungkin bisa mengendalikan, tapi mungkin juga banyak yang sulit untuk terdeteksi sehingga sampai detik ini pada seluruh Candi Borobudur ada sekitar 3.000 noda permen karet. Noda ini yang secara berangsur-angsur kita hilangkan. Itu terakumulasi sejak Borobudur dibuka untuk kunjungan. Yang paling banyak volumenya tentu ada di lantai 7,8,9 dan 10. Nah tentu saja ini menjadi keprihatinan kita," ujar dia.
Untuk itu, kebijakan yang dilakukan BKB saat ini dengan membatasi kunjungan wisatawan hingga sampai di lantai 8.
"Dan mungkin kebijakan yang ada saat ini adalah membatasi, bukan menutup. Membatasi kunjungan di lantai 9 dan 10. Akan kita tindaklanjuti juga dari pemeliharaan mungkin dengan menghilangkan noda permen karet. Karena tidak bisa langsung digosok gitu tidak akan hilang karena noda itu sudah terjadi mungkin puluhan tahun atau bahkan lebih dari satu tahun noda itu menempel," tuturnya.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!