Pesarean Kromodjajan Konomam yang menyemayamkan Kandjeng Adipati Kromodjojodirono 1 atau Raden Gloendoeng merupakan bupati pertama di Surabaya di Pemerintahan Belanda, Adipati, Kyai hingga warga biasa sepertinya kurang mendapat perhatian Pemkot Surabaya. Soalnya, pengurus pesarean, Mujiono (53) sudah mengajukan surat perbaikan paving sejak lima tahun lalu belum didapat.
"Ini kan sudah diresmikan sebagai cagar budaya (tahun 2014) masa paving-nya banyak yang rusak. Sudah usul pakai surat sejak lima tahunan lalu untuk perbaikan. Kan yang datang ke sini banyak," kata Mujiono di Pesarean Kromodjajan Konomam, Kamis (13/2/2020).
Bahkan, ketika ada rapat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mujiono sudah mengusulkan. Tetapi hanya sekedar ucapan saja yang ia terima, tak ada tindakan.
"Karena nggak ada respons sama sekali, saya biarin gini saja. Yang perlu paving saja," ujarnya.
Honor minim dari Pemkot untuk dua orang merawat makam juga dikeluhkan Mujiono.
Baca juga: Taman Tugu Pahlawan Kebanggaan Arek Suroboyo |
Menurutnya dengan upah Rp 1 juta per bulan yang harus dibagi dua orang sangat tidak cukup. Sebab ia juga harus mengurus Masjid Al-Ihsan. "Kita nggak cukup (honor). Sebenarnya ini tanggung jawab pemkot. Ini kan sudah cagar budaya," pungkasnya.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum