Upacara Mecaru, Jaga Keharmonisan Manusia dengan Alam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Upacara Mecaru, Jaga Keharmonisan Manusia dengan Alam

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 19 Feb 2020 20:45 WIB
Galungan merupakan salah satu hari besar yang diperingati oleh umat Hindu. Momen perayaan Galungan juga kerap dimanfaatkan sebagai ajang mempererat silaturahmi.
Foto: Perayaan Hari Galungan (Pradita Utama)
Jakarta -
Hari Galungan di Pura Rawamangun juga dirayakan dengan Upacara Mecaru. Tujuannya menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alam.
Ada yang unik dari perayaan Galungan kali ini di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur. Selain melakukan persembahyangan, di pura ini juga akan dilakukan Upacara Mecaru.
Mecaru merupakan upacara yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam dimana manusia harus menjaga dan merawat alam. Bila tidak, suatu saat manusia dapat binasa karena alam.
Foto: Pradita Utama
Menurut Pinandita Pura Aditya Jaya, I Gusti Made Agung Nugraha, Mecaru dilakukan karena pura ini sempat dilanda banjir setinggi setengah meter pada tahun baru 2020.
"Pura ini pernah kebanjiran pada tahun baru dimana rakyat DKI juga mengalami musibah (banjir) yang besar. Maka kami mengadakan Upacara Mecaru setelah Hari Raya Galungan," ujarnya.
Menurut Made, Mecaru ini juga dapat dipahami sebagai langkah manusia melakukan introspeksi diri.
"Bencana ini, kita tidak tahu mengapa ada bencana? Kehendak Tuhan bencana itu terjadi. Sehingga kita sadar nggak dengan diri kita? Ada kekurangan dalam diri kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan di alam semesta ini. Harus introspeksi diri," katanya.
Selain itu, Mecaru juga dilakukan guna menetralkan hal buruk yang disebut Made sebagai setan atau bhuta kala. "(Mecaru dilakukan) untuk menetralisir, menghilangkan yang negatif dan mendapatkan yang positif," tambahnya.
"Karena kita diganggu bhuta kala maka kita berikan caru (kurban), janganlah engkau mengganggu manusia. Mari kita hidup berdampingan, itu tujuannya. Baik dia bhuta kala atau apapun, kita tidak pernah bermusuhan kita harus selalu santi, damai," tutupnya.
Foto: Pradita Utama
Dilansir dari situs Parisada Hindu Dharma Indonesia, Upacara Mecaru dilakukan dengan memberikan caru atau Banten Bhuta Yadnya menggunakan binatang kurban. Misalnya caru Eka Sata menggunakan ayam brumbun atau lima warna. Sementara Caru Panca Sata menggunakan lima ekor ayam.



(elk/ddn)

Hide Ads