Anies Baswedan mengumumkan sejumlah kebijakan setelah Adan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus Corona sebagai pandemi. Salah satunya, social distancing atau jaga jarak aman.
Korban wabah virus Corona di Indonesia mencapai 117 orang dengan lima yang meninggal dunia dan delapan sembuh. Anies menutup 23 spot wisata di DKI Jakarta, mencabut kebijakan ganjil genap, juga memangkas transportasi publik, baik MRT, LRT ataupun Transjakarta.
Itu sebagai upaya untuk social distancing yang disebut-sebut bisa menekan penyebaran virus Corona. Apa itu social distancing?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk dari The Atlantic, social distancing merupakan sebuah istilah yang digunakan para ahli epidemiologi untuk merujuk pada upaya sadar untuk mengurangi kontak erat antara orang-orang dan semoga menghambat penyebaran virus oleh masyarakat.
Sementara itu, Center for Disease Control (CDC) mengartikan social distancing sebagai tindakan menjauhi perkumpulan, menghindari pertemuan massal, dan menjaga jarak antarmanusia.
Dari beberapa referensi disebutkan jarak aman itu minimal 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin. Dengan jarak itu, social distancing dianggap bisa mengurangi risiko penyebaran virus Corona, karena virus itu menular antarmanusia melalui droplet (partikel air liur) ketika penderita bersin atau batuk.
Selain itu, traveler diimbau untuk tidak melakukan jabat tangan atau berpelukan saat bertemu orang lain.
Social distancing dilakukan sebagai langkah untuk pencegahan penyebaran virus Corona di samping rutin cuci tangan dengan sabun antispetik atau minimal menggunakan hand sanitizer. Selain itu, menghindari menyentuh tangan, hidung dan mata.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol