Maskapai flag carrier Australia, Qantas Group akan menghentikan penerbangan rute internasionalnya mulai akhir Maret. Hal ini harus mereka lakukan karena melemahnya permintaan gara-gara krisis Corona dan larangan terbang dari pemerintah.
Selain itu, sekitar 2/3 dari total karyawan Qantas Group atau 20.000 orang akan dirumahkan sebagai langkah untuk menjaga lapangan kerja dalam jangka waktu panjang. Mengutip siaran pers resmi Qantas, penerbangan internasional akan tetap dilakukan sampai akhir Maret untuk memulangkan warga Australia sebelum akhirnya dihentikan paling tidak sampai akhir Mei.
"Sebagai national carrier, Qantas tengah berdiskusi dengan pemerintah federal mengenai kelanjutan beberapa langkah strategis," tulis Qantas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk rute domestik, frekuensi penerbangan akan dikurangi sampai 60 persen. Sementara lebih dari 150 pesawat akan didaratkan termasuk A380, 747, B787-9 dan pesawat milik anak perusahaan Jetstar, B787-8.
"Upaya pencegahan virus Corona sudah membuat penurunan permintaan perjalanan. Hal ini membawa dampak cukup besar pada semua maskapai," ujar CEO Qantas Group Alan Joyce.
Sementara soal karyawan, karena banyak pesawat yang parkir, mau tidak mau banyak karyawan yang bakal nganggur. "Ketimbang kehilangan karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang kami butuhkan saat ini untuk melalui krisis, kami memilih untuk merumahkan 2/3 dari total 30.000 karyawan," ujarnya.
"Sebagian besar karyawan akan menggunakan berbagai macam cuti dibayar saat ini, dan kami akan memberikan beberapa dukungan. Kami juga sudah berdiskusi dengan partner kami seperti Woolworths mengenai kesempatan pekerjaan untuk karyawan kami," ujarnya.
Joyce mengatakan tidak ada maskapai di dunia yang kebal terhadap krisis Corona.
(ddn/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!