Wisma Atlet Kemayoran yang disulap menjadi rumah sakit khusus Corona dua tahun lalu merupakan tempat tinggal ribuan atlet dan ofisial Asian Games 2018. Selain itu, ada sederet fakta lain.
Wisma Atlet dialihkan sementara untuk menampung pasien virus Corona. Tak semua tower digunakan, namun hanya empat dari 10 tower yang ada.
Wisma itu sengaja dibangun untuk menampung atlet-atlet dan ofisial peserta Asian Games 2018. Setelah Asian Games, Wisma Atlet itu kosong setelah sempat diwacanakan untuk disewakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yan kemudian direvisi lagi ditujukan untuk rumah dinas ASN
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sejumlah data dan fakta tentang Wisma Atlet dicatat. Apa saja?
Berikut rangkuman fakta Wisma Atlet di Kemayoran yang perlu diketahui traveler;
1. Wisma Atlet resmi dijadikan RS Darurat Penanganan COVID-19
Wisma Atlet Kemayoran mulai difungsikan sebagai Rumah Sakit Darurat Penanggungan COVID-19 sejak Senin, 23 Maret 2020. Presiden Jokowi pun telah meninjau, dan mengatakan tempat ini siap untuk dijadikan tempat penampungan pasien Corona.
"Saya baru saja mengecek kesiapan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat yang sore ini, Insya Allah, siap dimanfaatkan untuk penanganan virus COVID-19," tulis Jokowi di halaman instagram.
2. Wisma Atlet memiliki kapasitas 24.000 orang
Menurut Presiden Jokowi di Instagramnya, wisma atlet memiliki kapasitas 24.000 orang, sekarang telah disiapkan untuk menampung 3000 pasien dengan pembagian wilayah dan ruang yang telah ditata. Namun, Jokowi berharap rumah sakit yang telah ada sebelumnya tetap digunakan untuk menangani virus Corona. Sehingga, pasien tak perlu ditangani rumah sakit darurat COVID-19 ini
"Wisma Atlet ini memiliki kapasitas 24.000 orang, dan telah kita siapkan untuk 3.000 pasien dengan pembagian wilayah dan ruang yang telah ditata, baik untuk pasien, untuk dokter, untuk paramedis, dan lain-lain," tulis Jokowi.
3. Memiliki 10 Tower, Dipakai RS Corona 4 Tower
![]() |
Wisma atlet memiliki 10 tower dan mampu menampung hingga 22.200 orang. Tapi, untuk RS Corona hanya tiga tower yang digunakan. Empat tower itu dibagi menjadi tiga zona.
Yang pertama, Zona Hijau, di Tower 1, diisi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Hanya orang yang berkepentingan yang bisa memasuki daerah ini.
Kedua, Zona Kuning yaitu Tower 3, diisi oleh dokter, perawat dan petugas paramedis lainnya.
Ketiga, Zona Merah, Tower 6-7, yaitu RS Darurat Penanganan COVID-19. Hanya mereka yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang bisa masuk ke zona ini selain pasien.
4. Berbagai modifikasi dilakukan
Modifikasi dilakukan di lantai 1,2,3 dan tower 7. Di dalamnya ada laboratorium, farmasi, radiologi, dan ICU.
Di tower 6, secara utuh mulai lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Satu kamar diperkirakan dapat menampung dua hingga tiga orang pasien.
5. Air dan listrik tersedia
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memastikan ketersediaan pasokan listrik dan air di Wisma Atlet. Sebanyak 400 kamar disiapkan sebagai ruang observasi.
"Kami membangun ruangan observasi sebanyak 400 kamar tidur yang nantinya mudah-mudahan nggak perlu ditambah. Tapi, kalau perlu, (ditambah) sampai seribu," kata Basuki.
6. Pembangunan Telan Biaya Rp 3,4 T
Pembangunan Wisma Atlet Kemayoran menelan biaya hingga Rp 3,4 dan dibangun dalam tempo satu tahun.
7. Di Beberapa Bagian, Ramah Disabilitas
Selain digunakan untuk tempat tinggal atlet dan ofisial Asian Games 2018, Wisma Atlet Kemayoran itu juga digunakan sebagai asrama atlet dari negara-negara Asia pada Asian Para Games 2018. Makanya, sejumlah tower didesain ramah disabilitas.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!