Presiden dan Kepala Eksekutif WTTC, Gloria Guevara mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena pemerintahan di berbagai negara telat merespons dampak corona ke sektor wisata.
"Ada 75 juta pekerjaan di sektor wisata yang kini berisiko. Angka ini tentu mengkhawatirkan karena ada jutaan keluarga yang terancam di seluruh dunia," ujar Guevara.
Guevara juga menambahkan, jika pemerintah tidak mengambil keputusan, maka industri pariwisata akan mengalami krisis. Nasib jutaan orang yang bekerja dalam sektor ini pun terancam.
"Kami meminta kepada semua pemerintah untuk membantu mereka yang tidak berdaya dan memberlakukan kebijakan yang mendukung dan mempertahankan sektor pariwisata," ungkap Guevara.
WTCC memprediksi ada satu juta pekerjaan pariwisata yang hilang setiap harinya. Potensi kehilangan pekerjaan terus meningkat hingga 50 persen, jadi bayangkan saja dari total 75 juta pekerja di sektor wisata di seluruh dunia akan terkena dampaknya.
Menurut WTTC, Asia-Pasifik menjadi yang paling terpukul karena pandemi Corona. Total ada 49 juta pekerja di Asia Pasifik yang berisiko dengan nilai kerugian di sektor wisata mencapai USD 1,3 triliun atau sekitar 61 persen dari total kerugian pariwisata dunia. Berikutnya di Eropa dengan 10 juta pekerja yang terancam, dengan kerugian mencapai USD 552 miliar.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum