Kota Amsterdam sempat mengalami kelebihan turis. Warganya bahkan kesal karena kota sesak dengan turis. Wabah pandemi Corona membuat pariwisata terpukul. Tak ada perjalanan wisata, semua warga diharapkan untuk diam di rumah guna mencegah penyebaran virus Corona.
Sebelum Corona, Amsterdam mengalami kelebihan turis. Pemda setempat bahkan mencabut tanda ikonik I Amsterdam dari Museumplein untuk mengurangi atraksi bagi turis.
Alasan turis yang datang ke Amsterdam-lah yang bikin warganya jengah. Kebanyakan turis hanya ingin mabuk, membeli ganja dan main ke red light district.
Hal ini tentu saja membuat warga Amsterdam kesal. Setelah 18 bulan bergelut dengan over tourism, Amsterdam jadi senyap karena Corona.
"Efek ini begitu besar. Tak ada aktivitas wisata, artinya tak ada pemasukan dari turis," ujar Vera Al, jubir pejabat keuangan.
Kalau menurut anggaran Kota Amsterdam, pajak wisatawan di tahun 2020 seharusnya mencapai Euro 197,9 juta. Namun rasanya angka ini tidak realistis karena Corona.
"Kami masih menginginkan pariwisata yang berkualitas," ungkap Al.
Kelebihan turis dinilai buruk bagi lingkungan. Amsterdam ingin kotanya tetap layak huni bagi penduduk.
"Krisis Corona ini mengerikan, tapi kota jadi terlihat indah. Tak ada polusi, bintang dan bulan terlihat lagi," kata Veldhoen, seorang seniman Belanda.
Warga lokal berharap Amterdam akan membuat pariwisatanya jadi lebih baik setelah Corona. Turis boleh datang, tapi hanya yang berkualitas saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
.
----
Traveler Punya pengalaman Traveling di berbagai tempat menarik? Kirim Artikelmu di Link Ini
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol