Mudik di tengah pandemi Corona tak hanya menjadi dilema saat menuju ke kampung halaman. Potensi penularan dikhawatirkan semakin besar saat arus balik.
Berdasarkan pengumpulan data di tahun 2014, kebanyakan orang yang mudik akan membawa pendatang baru saat kembali ke kota. Hal ini ditakutkan akan ada penularan virus Corona gelombang kedua.
"COVID-19 tidak memandang daerah desa atau kota tapi ada yg membawa atau tidak, kalau yg membawa ke desa ya desa akan tertular," kata Peneliti Lembaga Demografi UI & Ketua Bidang Mobilitas dan Sebaran Penduduk IPADI, Chotib Hasan dalam Webinar yang dilaksanakan oleh LIPI terkait 'Dilema Kebijakan Publik Saat Pandemik COVID-19', Rusli Cahyadi selaku Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI & Koordinator Kaji Cepat RISTEK-BRIN untuk COVID-19 membagikan Survei persepsi masyarakat tentang mudik di tengah Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chotib menuturkan, kurva penularan virus Corona sudah semakin landai. Jika terjadi arus mudik dikhawatirkan kurva tidak akan turun.
"Mudah mudahan selanjutnya landai dan di akhir April nanti sudah mulai turun, kalau terjadi mudik, kelandaian dan penurunan kurva ini nanti malah makin melebar, puncaknya makin melebar kapan turunnya?," tutur Chotib.
Chotib memaparkan estimasi jumlah pemudik atau pebalik penduduk DKI Jakarta berdasarkan pola jumlah pemudik dan pebalik tahun 2014. Jumlah penduduk DKI Jakarta 2020 yang berjumlah 10.500.000 jiwa, sedangkan jumlah pemudik diperkirakan sebanyak 3.790.000 jiwa.
"Yang balik itu akan bawa orang baru, sekitar 1,9% diperkirakan akan ada 71.587 orang jika tanpa intervensi membawa orang baru. Bisa dibayangkan, ada pendatang baru 71.587 orang," kata Chotib
"Yang pulang 3,7 yang balik 3,8 juta jiwa karena mereka membawa orang baru," kata Chotib
Kerja sama antara pemerintah daerah asal dan tujuan mudik diharapkan bisa dilakukan untuk sama-sama menahan masyarakat agar tidak mudik. Namun jika hal itu terjadi ada dua hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah tujuan mudik.
"Ada sharing pembiayaan dari pengamat sosial agar pemudik tetap berada di daerahnya atau tidak kembali lagi ke DKI Jakarta," ujar Chotib
Lalu yang kedua, ada penguatan modal sosial di tingkat desa RW/RT dalam mengatasi persoalan ekonomi masyarakat. Hal ini diharapkan bisa benar-benar memutus rantai COVID-19.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!