Prediksi Dunia Penerbangan dari Tony Fernandes Usai COVID-19

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Prediksi Dunia Penerbangan dari Tony Fernandes Usai COVID-19

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 16 Apr 2020 21:31 WIB
CEO AirAsia, Tony Fernandes, memantau proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014). Mengenakan pakaian kemeja berkerah berwarna putih, taipan di bidang penerbangan itu kemudian langsung masuk ke dalam ruang tamu Posko Pencarian Air Asia untuk mencari informasi dan kelanjutan proses evakuasi para korban tersebut. Kedatangan Tony langsung disambut oleh Deputi Bidang Potensi SAR, Marsekal Pertama TNI Sunarbowo Sandi, Panglima komando operasi (Pangkop) II Marsekal Muda Abdul Muis, Pangkop I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto, Kapolda Brigjen Hermanu, dan Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran.
Tony Fernandes (tengah) (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Sebagai salah satu pemilik maskapai terdampak COVID-19, Tony Fernandes punya prediksi akan dunia penerbangan usai Corona. Akan ada perubahan signifikan.

Dalam obrolan santai dengan VJ Daniel di Live IG-nya Rabu malam (15/4), pendiri AirAsia Tony Fernandes buka-bukaan soal langkah maskapainya untuk bertahan di tengah pandemi corona. Tak hanya bicara masa kini, Tony juga ditanyai seputar nasib dunia penerbangan setelah corona.

Dengan singkat dan sederhana, Tony menyampaikan seputar prediksinya akan trend dunia penerbangan usai COVID-19. Contohnya seperti tren penerbangan ke luar negeri yang akan berganti ke dalam regional atau domestik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira ini akan sulit, tapi penerbangan maskapai AirAsia untuk kawasan regional dan domestik akan bangkit lebih dulu," ujar Tony.

Sebagai maskapai yang berpusat di Malaysia, mayoritas pesawat Tony ada di negara tersebut. Untuk menerbangkan pesawatnya kembali, tentu butuh izin dari Pemerintah Malaysia terkait status keamanan negaranya di tengah pandemi.

ADVERTISEMENT

Apabila penyebaran corona di Malaysia dapat diatasi, tentunya Pemerintah Malaysia akan melonggarkan aturan isolasi dan mengizinkan maskapai milik Tony terbang. Minimal di lingkup domestik.

Hanya untuk terbang keluar batas negara, tentu harus seizin aturan pemerintah di negara terkait. Benar kata Tony, kalau rute penerbangan domestik pasti akan menjadi langkah awal banyak maskapai usai corona reda.

Di satu sisi, pandemi corona yang tengah marak ini juga telah menimbulkan ketakutan untuk bepergian. Terutama lintas negara.

"Akan ada sedikit xenofobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain-red). Orang-orang akan takut untuk terbang," ungkap Tony.

Prediksi Tony tentu sangat berdasar, melihat banyak lockdown yang diterapkan sejumlah negara di dunia demi melindungi warganya di dalam dan membendung warga negara lain. Terlebih dari negara yang dianggap sebagai pusat epidemi corona.

"Akan ada sambutan yang kurang bersahabat dari negara di seberang. Ada banyak penutupan batas negara dan munculnya pemimpin beraliran kanan," ujar Tony.

Tidak bisa dipungkiri, efek buruk dari corona tak hanya dari segi medis melainkan psikologis yang memecah keseimbangan negara di dunia. Orang jadi mudah berburuk sangka, terutama pada orang lain.

"Kita bisa melihat virus ini mempengaruhi semua orang. Kita adalah manusia biasa, kita bisa sangat egois. Hanya jangan putus harapan, bersama kita bisa bangkit dan mulai kembali," tutup Tony.

Sebagai satu dari banyak nama top di dunia penerbangan, Tony memang dikenal sebagai sosok yang hangat dan selalu berdiri di baris terdepan ketika bicara soal tanggung jawab dan pelayanan. Sifat yang bisa dicontoh oleh industri penerbangan dunia di saat sulit seperti ini.

----

Traveler Punya pengalaman Traveling di berbagai tempat menarik? Kirim Artikelmu di Link Ini




(rdy/rdy)

Hide Ads