Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menggandeng startup Cakap untuk memberi pelatihan bagi pekerja hotel dan restoran. Mereka yang dilatih adalah yang terkena dampak COVID-19 atau virus Corona.
Ketum PHRI, Haryadi Sukamdani, menandatangani e-signing Ceremony PHRI x Cakap, Selasa (21/4/2020). Pelatihan bersama ini juga terkait dengan program kartu prakerja.
"Pelatihan karyawan di sektor hotel dan restoran yang sudah kami data ada di angka 9000. Sudah ada 69.000 pengajuan prakerja ke pemerintah dan kemungkinan ada sekitar 100 ribu," kata Haryadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah ajakan Cakap untuk bekerja sama. Yang perlu digarisbawahi adalah yang ikut prakerja," dia menambahkan.
Haryadi bilang jumlah pekerja yang didaftarkan lebih besar dari data di atas. Total pekerja di bawah naungan PHRI hampir menyentuh angka 200 ribu orang.
"Semula ada sekitar 180 ribu pendaftar. Itu yang sudah bersih datanya. Sektor hotel dan restoran terdampak semua," dia menegaskan.
CEO Cakap, Tomy Yunus Tjen, menambahkan bahwa program pembelajaran bahasa asing kali ini ditujukan untuk anggota PHRI di seluruh Indonesia. Situasi pandemi Corona harus dimanfaatkan secara efektif.
"Startup bersyukur kegiatan kami berjalan normal. Solusi yang kami punya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Tentu dengan bekerja sama dengan PHRI," kata Tomy.
"Kita beri akses belajar daring untuk anggota PHRI. Nanti juga ada pengetahuan hospitality," dia menjelaskan.
Kartu Prakerja menjadi salah satu dari sederet program pemerintah untuk mengatasi dampak dari COVID-19. Program ini diharapkan mampu menampung para pekerja yang terkena PHK maupun UMKM yang kehilangan pendapatannya.
Program ini memberikan bantuan biaya dengan total Rp 3,5 juta. Dari angka itu Rp 1 juta untuk biaya pelatihan lalu sisanya diberikan dalam bentuk uang saku dan insentif.
Untuk uang saku sebesar Rp 2,4 juta akan dikirimkan setiap bulannya sebesar Rp 600 ribu selama empat bulan. Sementara itu, untuk insentif sebesar Rp 150 ribu merupakan uang yang dikirimkan setiap kali peserta mengisi survei untuk evaluasi.
Pada Kamis 9 April 2020 pemerintah sudah menutup gelombang pertama pendaftaran. Ada 2.078.026 orang yang masuk dalam joint batch Kartu Prakerja. Dari angka itu akan dipilih 200 ribu peserta yang mulai mengikuti pelatihan gelombang pertama.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol