Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) menyebut ribuan karyawan di industri wisata arung jeram telah dirumahkan. Sebab, tak ada lagi wisatawan di tengah masa pandemi virus Corona.
"Perkiraan kami sekitar 7.804 karyawan (dirumahkan) berdasarkan survei online terhadap 50 operator dari 16 provinsi," kata Ketua FAJI, Amalia Yunita, ketika dihubungi detikcom.
Jumlah itu diperoleh dari survei kuantitatif yang respondennya tersebar mulai dari Aceh hingga Sulawesi Selatan. Para responden itu merupakan operator wisata arung jeram yang tersebar di 32 sungai di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Amalia mengungkapkan, jumlah ini bisa jadi lebih banyak karena belum semua operator menjawab survei yang pihaknya lakukan.
"Operator ini kan di Indonesia sekitar 200 lebih tapi yang menjawab survei itu 50 responden dari 16 provinsi. Nah kira-kira realnya sih bisa empat kali lipatnya," Amalia menambahkan.
Para karyawan yang dirumahkan itu berstatus unpaid leave atau cuti tanpa dibayar. Sementara itu, untuk pekerja kontrak, kontraknya terpaksa dihentikan.
"Kita kan nggak tahu juga situasi ini sampai kapan. Ini juga kan kebanyakan, 94 persen usahanya mikro dan usaha kecil jadi kalau tidak ada income (pemasukan) sama sekali juga tidak ada kekuatan membayar. Jadi mereka kebanyakan dirumahkan, unpaid leave, cuti tanpa dibayar. Kalau yang kontrak otomatis langsung distop duluan," ujar Amalia.
Saat ini sejumlah langkah sudah dilakukan FAJI untuk menyelamatkan industri arung jeram, termasuk membantu mendaftarkan para karyawan arung jeram untuk mendapatkan kartu prakerja. Sayangnya, pada pengumuman gelombang pertama kartu prakerja pada Senin (20/4) lalu, 99 persen karyawan arung jeram gagal mendapatkan kartu pra kerja.
Oleh sebab itu, daripada hanya mengandalkan kartu prakerja, FAJI juga telah mengajak para karyawan untuk membangun ketahanan pangan di tengah pandemi Corona ini.
"Kita minta mereka membangun ketahanan pangan dengan cara memanfaatkan lahan yang mereka punya atau kalau mereka mau pakai lahan kita pun juga kita perbolehkan. Mereka bertani, menanam sayuran, ada yang beternak, ada yang perusahaannya memberikan modal ternak nanti sistemnya seperti itu," Amalia menjelaskan.
Selain itu, ke depannya FAJI juga akan memberikan pelatihan bagi para karyawan arung jeram yang tujuannya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Berbagai tema pelatihan akan mereka lakukan mulai dari keselamatan selama di sungai sampai pengelolaan layanan wisata arung jeram pasca pandemi.
Di sisi lain, FAJI masih berharap pemerintah mengambil kebijakan yang tepat untuk membantu sektor wisata yang saat ini terdampak Corona.
"Semoga mereka yang punya otoritas untuk mengambil keputusan juga benar-benar mengambil keputusan yang mengedepankan kepentingan orang banyak. Pada intinya bagaimana bencana ini bisa selesai dan setelah itu kita mulai memikirkan bagaimana pemulihan ekonominya," ujar Amalia.
"Kalau dalam dunia wisata yang katanya belakangan akan pulih, stimulus-stimulus apa yang harus diberikan? Promosi seperti apa? Misalnya subsidi tiket untuk orang agar bisa pergi tempat wisata atau stimulus bentuk lainnya yang bisa menghidupkan ekonomi sehingga resesi tidak terjadi," dia menjelaskan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol