Sopir taksi yang baik hati rela mengantarkan mahasiswi Italia yang tak bisa pulang ke rumah. Perjalanan yang memakan waktu 12 jam ini diberikan secara gratis.
Dilansir dari CNN Travel, seorang mahasiswi Italia berusia 22 tahun bernama Giada Collalto yang tinggal di Spanyol tak bisa pulang karena wabah virus Corona. Pembatasan penerbangan di Bandara Madrid membuatnya bingung mencari cara untuk pulang.
Tapi, berkat kebaikan hati sopir taksi yang juga berumur 22 tahun, Kepa Amantegi, Giada bisa menemui orang tuanya. Bagaimana kisahnya?
Giada belajar bahasa dalam program pertukaran Eropa Erasmus di Bilbao, Spanyol sejak 1 Februari 2020. Rencananya, dia berada di Bilbao hingga akhir Juni 2020.
![]() |
Akan tetapi, ketika COVID-19 mewabah ke seluruh Eropa, universitasnya ditutup dan kuliah beserta ujian dilakukan secara online. Teman-teman Giada juga telah meninggalkan apartemen mereka, tapi Giada masih ingin melihat perkembangan kasus di Spanyol sehingga tak terburu-buru untuk pulang.
"Ketika pandemi virus Corona dimulai, saya memutuskan untuk tetap di Spanyol dan melihat bagaimana keadaanya," kata Giada.
Setelah beberapa lama tetap tinggal di Spanyol, pandemi Corona pun tak kunjung usai,. Sehingga dia berpendapat tak lagi masuk akal jika dia tetap bertahan di negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Giada pun mencari berbagai cara untuk pulang dengan mencari informasi di internet, menelpon kedutaan Italia dan membeli tiket pesawat. Tetapi, pada 8 April 2020, saat dia telah sampai di Bandara Madrid, ada banyak pembatasan keberangkatan penerbangan, di mana dia tidak diizinkan naik pesawat.
"Saya putus asa dan marah, orang tua saya khawatir, tetapi tidak bisa melakukan apapun untuk saya," katanya.
"Semua hotel di Madrid ditutup, tidak ada angkutan umum untuk kembali ke Bilbao," kata Giado.
Simak Video "Video 9 Gol di Laga Spanyol Vs Prancis, Yamal: Semoga Penonton Menikmatinya"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan