Anna Kelly dari Institute for Marine and Antarctic Studies di University of Tasmania adalah penulis dari penelitian ini. Penelitiannya tentang sampah mikroplastik yang terbitkan dalam Marine Pollution Bulletin.
Kelly menemukan mikroplastik dalam sebuah sampel es yang diambil di perairan permukaan. Sampel diambil melalui pengeboran inti di sekitar dua km dari pantai tahun 2009.
Inti es yang dianalisis memiliki panjang sekitar 1,1 meter dan lebar sekitar 14 centimeter. Dari inti tersebut, para peneliti menemukan plastik yang dikelilingi oleh algae yang tumbuh di es.
Dari studi ini ditemukan 14 jenis plastik berbeda dan rata-rata ditemukan 12 potong plastik per liternya.
"Keterpencilan Samudera paling selatan belum cukup untuk melindunginya dari polusi plastik, yang kini menyebar di seluruh lautan dunia," ujar Kelly.
Menurutnya konsetrasi mikroplastik yang ditemukan di Antartika sedikit lebih rendah dari mikroplastik yang ditemukan di Kutub Utara.
"Polimer mikroplastik di inti es kami lebih besar daripada di Kutub Utara yang mungkin mengindikasikan sumber polusi lokal," tambahnya.
Sumber lokal yang dimaksud bisa mencakup pakaian dan peralatan yang digunakan oleh wisatawan dan peneliti. Peneliti juga mengidentifikasi serat pernis dan plastik yang biasa digunakan dalam industri perikanan.
Baca juga: Mereka yang Terisolasi di Ujung Bumi |
Tak hanya itu, peneliti juga menduga mikroplastik tersebut adalah bioakumulasi dari krill dan paus. Krill adalah udang kecil yang berada di rantai makanan paling bawah.
Krill sendiri mengkonsumsi plastik berukuran mikro dan menghancurkannya menjadi ukuran nano melalui sistem pencernaan.
"Krill adalah species kunci dari ekosistem di Samudera selatan bumi," ungkapnya.
Kelly juga menambahkan bawah kontaminasi plastik di Antarktika barat mungkin lebih besar daripada inti es dari timur. Hal ini disebabkan banyaknya pariwisata, stasiun peneliti dan lalu lintas laut di wilayah barat.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana